Ambo Upe segera berlari menuju desa demi memberitahukan kondisi ini pada ayahnya dan warga desa.
Sesampainya di desa Ambo Upe segera mengumpulkan warga desa di depan rumahnya. Ambo Upe menceritakan semua yang dialaminya kepada ayahnya.
Ambo asse serta puluhan warga desa dengan bersenjatakan parang dan tombak berjalan mengikuti burung elang menuju tempat persembunyian para pencuri kerbau tersebut.
Baca Juga: Kisah Nenek Pakande dari Sulawesi Selatan, Sosok Wanita Renta yang Suka Makan Daging Anak anak
Ambo asse dan Ambo Upe mengintip tiga kawanan perampok yang seperti sedang bersantai di depan mulut Goa.
Ambo Asse dan Ambo Upe segera menghadapi sang pencuri dan meminta kerbaunya kembali. Meski begitu, 3 pencuri tersebut malah berniat memukul Ambo Upe dan ayahnya.
Saat hendak memukul keduanya, para warga desa segera berlari menuju sang pencuri dengan membawa parang.
Melihat sejumlah warga desa yang berdatangan membawa parang, ketiga pencuri berlari dan warga desa pun mengejarnya.
Baca Juga: Aurora Pernah Terjadi di Dekat Khatulistiwa Loh, Orang Australia Pertama yang Melihatnya
Hingga akhirnya 3 pencuri tersebut lompat ke sebuah sungai yang sangat dalam. Mereka mengejak Ambo Upe dan warga desa karena tidak turun menangkap mereka.