Nenek Jahra, Merajut Asa Lewat Kerajinan Tangan Tradisional Topi Palo

24 Juni 2020, 16:21 WIB
Nenek Jahra pengrajin topi Palo. /Naswandi /Naswandi/

JURNALPALOPO.com- Puluhan tahun lamanya Nenek Jahra menggeluti kerajinan tangan topi tradisional yang disebut dengan topi Palo.

Kini diusia yang menginjak 60 tahunan, dirinya masih eksis merajut helai demi helai daun nipa, bahan utama dari topi Palo.

Dari tangan dinginnya, tak terhitung jumlah topi yang telah dihasilkan dan dipasarkan ke beberapa daerah di Palopo hingga Luwu Raya.

Baca Juga: Pelaku Penganiayaan di Palopo Diringkus, Beberapa Orang Masih Buron

Nenek Jahra merupakan warga Kelurahan Mancani, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan yang berhasil ditemui awak media jurnalpalopo.com saat membuat topi Palo.

Meski memiliki beberapa anak, namun nenek Jahra tidak menggantungkan hidupnya pada sang anak. Dia mencoba peruntungannya melalui penghasilan dari topi Palo.

"Saya belajar dari orang tua sejak kecil, sampai sekarang masih tetap saya tekuni," ucapnya sambil merajut daun nipah.

Jahra mengaku kesulitan utama dari topi Palo adalah memperoleh bahan utama. Saat ini daun nipah mulai jarang ditemukan. Kebanyakan hanya tumbuh di area rawa.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Kembali Bertambah 1 Orang di Kota Palopo

"Biasa kita ambil di empang, karena sudah tua jadi saya pesan sama pemilik empang untuk dibeli,"jelas Jahra.

Dalam sehari, nenek Jahra mampu menghasilkan 8 topi, itupun proses pembuatannya secara bertahap. Mulai dari proses pengeringan hingga dibentuk menjadi sebuah topi yang siap pakai.

Terkadang, Jahra menerima pesanan dalam jumlah besar, kisaran seratus 100 topi. Harganya sendiri berkisar Rp. 8.000 hingga Rp. 15.000.

"Ada pedagang tetap yang ambil kalau sudah jadi, jika dibeli dalam jumlah banyak harganya Rp. 8.000,"pungkasnya.

Baca Juga: Membahas Kamtibmas, Forkopimda Berdialog Dengan Tokoh Masyarakat Mancani

Diketahui, keahlian membuat topi Palo ini telah diwariskan nenek Jahra turun temurun ke anak cucunya. Sekaligus untuk melestarikan karya tradisional khas Luwu.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler