FPTI Sulsel Berduka Atas Meninggalnya Muliadi Aminuddin, Penggiat Olahraga Panjang tebing

- 27 Juli 2020, 23:57 WIB
Ketua FPTI Sulsel, Imam Subekti. /Istimewa.
Ketua FPTI Sulsel, Imam Subekti. /Istimewa. /Naswandi/

JURNALPALOPO.COM- Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sulawesi Selatan, ikut berduka cita atas meninggalnya Muliadi Aminuddin, seorang pengiat olah raga panjat tebing, Minggu (26/07/20).

Ketua Umum FPTI Sulsel, Imam Subekti, menyampaikan bahwa musibah yang menimpa almarhum adalah duka bagi FPTI Sulsel dan juga duka bagi seluruh para penggiat olah raga panjat tebing. 

“Atas nama pribadi dan organisasi, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah tersebut,” terang Imam, Senin (27/07/20).

Baca Juga: Diduga Kesalahan Teknis, Seorang Pemanjat Tewas Terjatuh di Taman Pakui Sayang

Baca Juga: PMI Luwu Utara Dirikan 33 Shelter bagi Pengungsi Korban Banjir Bandang

Imam menambahkan, pihaknya juga menerima pernyataan duka cita dari Ketua Umum Pengurus Pusat FPTI (PP FPTI), Yenny Wahid. Melalui sambungan telepon, anak kandung mantan Presiden Indonesia, Gus Dur tersebut turut menyampaikan bela sungkawanya. 

“Bu Ketum (Yenny Wahid) melalui Tadi Ketua 1 PP FPTI, Mas pey telpon saya langsung dan minta kami untuk sesegera mungkin menyikapi kejadian ini agar tak terulang,” jelas Imam.

FPTI Sulsel telah menggelar rapat internal untuk mengungkap kronologi sebenarnya, terkait peristiwa di papan manjat (wall climbing) Taman Pakui Makassar, jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Minggu (26/07/20) petang.

“Kami telah bertemu dengan beberapa saksi mata yang melihat langsung peristiwa tersebut. Agar peristiwa seperti itu tak terulang lagi, kami juga tengah menggodok semacam tata tertib yang harus diterapkan di fasilitas-fasilitas umum yang menyiapkan fasilitas wall climbing,” ungkapnya.

Baca Juga: Surat Edaran Gubernur Sulsel : Masa Belajar di Rumah Diperpanjang Hingga 8 Agustus

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Luwu Raya 28 Juli 2020

Muladi Aminuddin meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RS Islam Faisal Makassar. Sebelumnya, almarhum mendapat perawatan medis di RS Sandi Karsa kemudian dirujuk ke RS Faisal.

Almarhum bersama putra dan putrinya, datang ke papan panjat dinding (wall climbing) Taman Pakui Makassar, jalan AP Pettarani untuk berlatih panjat tebing.

Fasilitas tersebut, selama ini memang kerap digunakan oleh para penggiat olahraga panjat tebing untuk berlatih. Kejadian naas tersebut terjadi sesaat setelah para pemanjat usai berlatih. 

“Dari hasil keterangan sejumlah saksi, saat memasuki waktu magrib, almarhum hendak melepas pengamanan dan tali karmantel yang digunakan saat latihan dari top wall (bagian teratas papan manjat),"jelas Imam.

Baca Juga: Peringati Hari Anak Nasional di Lokasi Pengungsian Luwu Utara, IDP Bagikan 500 Paket Bantuan

Baca Juga: PPI Kota Palopo Kembali Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak Banjir Luwu Utara

Almarhum memanjat papan panjat melalui sisi belakang. Setibanya di top, almarhum kemudian mengunakan ikatan tarik untuk turun ke bawah tanpa memasang cowstail ( pengaman sementara). 

"Naasnya, menurut saksi, ikatan yang digunakan oleh almarhum terlepas dan menyebabkannya terjatuh,” papar Imam.

Musibah ini tengah diselidiki oleh FPTI Sulsel untuk mengurai penyebab hingga lepasnya simpul yang digunakan oleh almarhum. 

"Kita tak ingin kejadian serupa terulang. Semoga ini menjadi kejadian terakhir," lanjut Imam.

Baca Juga: Kepergok Curi Kotak Amal Masjid, Lelaki Asal Luwu Diamankan Warga

Baca Juga: Pelaku Pencuri Ternak 4 Ekor Sapi Dibekuk Satreskrim Polres Palopo

Saat ini, sejumlah fasilitas papan panjat dinding (wall climbing) telah tersedia di beberapa fasilitas umum di Kota Makassar. Salah satunya di Taman Pakui Makassar. 

“Keberadaan wall tersebut kini tengah kami bahas untuk memikirkan langkah pengamanannya, agar setiap pemanjatan tetap dalam prosedur standar yang selama ini diterapkan oleh FPTI, baik di wall maupun di tebing,” tandasnya.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x