3 Alasan Presiden Jokowi Mengalami Krisis Kepercayaan dari Masyarakat

- 8 November 2020, 10:36 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). //Instagram.com/jokowi /

Dilansir dari The Conversation, menurut Dosen Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia (UII), Muhammad Zulfikar Rakhmat dan Peneliti di Institut Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (INDEF), Media Wahyudi Askar, ada tiga alasan utama meningkatnya kekecewaan publik terhadap Jokowi.

Gagal melindungi masyarakat Indonesia dari COVID-19

Setelah mengumumkan kasus COVID-19 pertama pada 2 Maret 2020, Indonesia kini memiliki angka kematian tertinggi di Asia Tenggara.

Per 3 November 2020, Indonesia tercatat memiliki 415.402 kasus COVID-19, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-19 di dunia.

 Baca Juga: Pemerintah Lanjutkan Penyaluran Bansos di 2021, Begini Cara Daftar dan Cek Penerima Bantuan

Hal ini menunjukkan penanganan pandemi yang buruk oleh pemerintah Indonesia. Alasan utamanya adalah pemerintah lebih memprioritaskan ekonomi daripada kesehatan rakyat.

Alih-alih mengalokasikan sumber daya ke sektor kesehatan ketika virus pertama kali menyerang, pemerintah justru mengalokasikan hampir Rp300 miliar di sektor pariwisata untuk menangkal dampak negatif dari wabah virus corona.

Inisiatif yang bertujuan menarik lebih banyak turis asing itu akhirnya ditunda karena tekanan dari masyarakat.

Dalam keputusan yang kontroversial, Kementerian Badan Usaha Milik Negara meminta karyawannya yang berusia di bawah 45 tahun untuk tetap kembali bekerja di kantor pada 25 Mei.

 Baca Juga: Nadiem Beri Isyarat Pembelajaran Tatap Muka, Walikota Palopo: Pemerintah Belum Berani Beri Izin

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah