Sebanyak 5 juta di antaranya menggantungkan kebutuhan keuangan terhadap rentenir. Kemudian, ada 7 juta pelaku UMKM yang kerap meminjam modal ke kerabat.
Baca Juga: Empat Jenis Panggilan Telpon yang Meski Anda Abaikan, Untuk Menghindari Penipuan
Baca Juga: Enam Mitos Seputar Hubungan Intim yang Beredar di Kalangan Keluarga atau Suami Istri
Baca Juga: Empat Jenis Ciuman Romantis Suami Istri, yang Akan Membuat Melayang dan Makin Intim
Ironisnya, masih ada 18 juta pelaku UMKM yang sama sekali belum dilayani lembaga keuangan baik formal atau informal.
Untuk memenuhi kebutuhan 18 juta pelaku UMKM itu, maka BRI bertekad memperkuat ekosistem bagi pelaku usaha mikro dan kecil, agar mereka ke depannya bisa lebih mudah, cepat, dan mendapat pembiayaan murah guna memenuhi kebutuhan usahanya.
Sunarso berkata, pembuatan ekosistem harus dilakukan bersamaan dengan transformasi pelayanan lembaga keuangan terhadap masyarakat. Selama ini, BRI telah melakukan transformasi digital dan budaya untuk lebih meng-efektif-kan pelayanan bagi masyarakat.
“Kita akan kembangkan UMKM dan masukkan UMKM ke dalam sistem, dan kemudian kita rangkai dalam ekosistem UMKM. Dan ekosistem itu nanti tergantung. Tergantung segmen bisnisnya, tergantung sektornya, tergantung integrasinya. Sebagai contoh saja. Kalau dalam situasi krisis seperti sekarang ini, kira-kira sektor apa yang masih menarik? Menurut saya sektor pangan pasti tetap tumbuh,” urai Sunarso.
Baca Juga: Ngebut di Catalunya, Akankah Marc Marquez Siap Turun di Seri Perdana MotoGP Qatar