JURNALPALOPO - Pernyataan Presiden Jokowi saat menghadiri Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020 pada Senin, 8 Februari 2021 mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Pernyataan itu berisi ajakan Presiden Jokowi kepada masyarakat agar aktif dalam mengkritik kinerja pemerintah terkait pelayanan publik.
“Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan," kata Jokowi seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Cara Buat Surat Keterangan Usaha (SKU) untuk Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta yang Direncanakan 2021
Baca Juga: Menjelma Menjadi Remaja Tampan, Putra sulung Najwa Shihab Genap Berusia 20 Tahun
Banyak dari komentar netizen di media sosial yang mengaitkan peryataan Jokowi ini dengan Undang-undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Ada juga yang meminta penghapusan Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik.
Selain dua indang-undang tersebut, keberadaan buzzer juga menjadi sorotan setelah Jokowi mengeluarkan pernyataan tersebut.
Budayawan Sujiwo Tejo turut memberi tanggapan terkait hubungan buzzer dengan pernyataan Jokowi tersebut.
Baca Juga: Hore, Bansos Cair Februari 2021 Segera Cek NIK Anda di Link Berikut Ini
Baca Juga: Jangan Banyak Berharap Dapat BST Rp300 Ribu, Jika Tak Memenuhi Beberapa Kriteria Ini
Sujiwo Tejo berpendapat jika masyarakat yang ingin mengkritik pemerintah, justru banyak yang mendapat serangan dari para buzzer.
Kritik yang bermaksud ingin memberikan masukan ke pemerintah justru berbalik menjadi serangan pribadi yang tak berdasar.
Belum lagi menurut Sujiwo Tejo, kata-kata yang dipakai para buzzer selalu menggunakan kata-kata yang tidak senonoh dengan akun palsu.
Dia pun menyarankan ke pemerintah untuk menertibkan dahulu buzzer yang sangat meresahkan ini.
Baca Juga: 'Scandal', Cerita Prostitusi Online yang Melibatkan Atiqah Hasiholan dan Ibnu Jamil
Baca Juga: Ini yang Perlu Diperhatikan Jika Mau Mencairkan BST Rp300 Ribu Saat ke Kantor POS
Ia juga mengatakan bahwa buzzer yang selama ini aktif membela pemerintah bukanlah buzzer istana jika menilik dari pernyataan Jokowi.
Buzzer yang dimaksud Sujiwo Tejo adalah penumpang gelap yang justru ingin menjatuhkan Jokowi dan membuat citra presiden jadi buruk.
"Kalau Pak Jokowi ingin masyarakat aktif mengritik government-nya ya tertibkan itu buzzer-buzzer penumpang gelap via Polri dan Kemenkominfo," ujar Sujiwo Tejo.
Menurutnya, keberadaan buzzer ini seperti ajang menyeleksi para pengkritik dan banyak dari kritikus yang akhirnya tumbang karena bullyan buzzer.***