Terungkap Niat KKB TPNPB Bakar Sekolah, Cerita Anak Papua yang Terpaksa Kehilangan Orang Tua

2 Februari 2022, 13:48 WIB
Yustina Belau, salah satu anak Papua yang kehilangan orang tuanya akibat serangan KKB TPNPB di kampungnya. /tangkap layar dari kanal YouTube AGIAN VIRGOZZI

JURNAL PALOPO - Yustina Belau adalah seorang anak yatim piatu usia sekolah yang berasal dari Intan Jaya, Papua.

Dalam sebuah video wawancara yang diunggah oleh kanal YouTube Agian Virgouzi, Yustina mengaku sangat ingin bersekolah.

Akan tetapi, satu-satunya sekolah yang berada di kampungnya kini rata dengan tanah setelah dibakar oleh KKB TPNPB.

Baca Juga: 15 Pemain Plus Pelatih Hilang, Persib Masih Lebih Diunggulkan, PSM Makassar Berharap Dinaungi Dewi Fortuna

Beruntungnya, ada salah satu panti asuhan di Jayapura yang menolongnya dan memberikan tempat tinggal serta memfasilitasi dirinya untuk tetap bersekolah.

"Kita tinggal itu sehat, senang, mau sekolah disini, kita punya kampung itu sekolah semua sudah dibakar," tutur Yustina.

"Di kampung itu perang, kita punya bapak mama itu sudah...," ungkapnya yang tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena menangis ditinggal kedua orang tuanya.

Jika melihat pola serangan yang sering dilakukan KKB TPNPB, mereka selalu mengikutsertakan pembakaran gedung sekolah.

Baca Juga: Statistik Unggulkan Persib Bandung Lumat PSM, Joop Gall: Saya Tak Peduli Kekuatan Mereka

Dari sini terkuak indikasi yang mendasari KKB yang dengan sengaja melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung sekolah.

Mereka sengaja membakar agar para anak usia sekolah berhenti bersekolah sehingga mereka bisa merekrut dan menjadikannya anggota KKB.

Ini terbukti dengan adanya temuan anak-anak usia sekolah yang ikut sebagai anggota KKB.

Menurut UU Humaniter, tentu apa yang dilakukan KKB TPNPN ini sudah sangat melanggar.

Baca Juga: Bak Pengamanan Presiden, Manajemen Persikabo Larang Orang Luar Mendekat ke Penginapan, Ini Alasannya

Willem Wandik, Bupati Puncak, Papua mengungkapkan jika organisasi KKB punya kelompok masing-masing.

"Ada pimpinan, itu masing-masing punya kelompok. Yang luar biasanya itu adalah yang umur-umur SMP, SD umur-umur keci ini sudah punya senjata masing-masing," tuturnya.

"Secara umum, pemerintah itu menyampaikan sudah aman, tapi daerah-daerah rawan tidak bisa dikatakan aman," ungkap Willem Wandik.

Papua Barat adalah bagian dari Indonesia yang diakui PBB dan seluruh dunia. Sementara Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah kelompok teroris yang menggunakan anak di bawah umur untuk melakukan kejahatan perang.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler