Pengamat Sebut Kubu Moeldoko Punya 2 Pilihan Pasca Ditolak Kemenkumham

5 April 2021, 14:18 WIB
Pengamat sebut ada dua pilihan bagu kubu Moeldoko pasca ditolak Kemenkumham. /instagram/@dr_moeldoko

JURNAL PALOPO - Kementerian Hukum dan HAM (kemenkumham) beberapa waktu lalu menolak kepengurusan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa yang mengangkat Moeldoko sebagai ketua umum.

Kepengurusan Demokrat versi KLB Deli Serdang ini tidak memenuhi syarat administrasi sehingga mendapat penolakan dari Kemenkumham.

Pasca penolakan tersebut, ada 2 pilihan yang kemungkinan bisa dilakukan kubu Moeldoko menurut Harits Hijrah Wicaksana.

Baca Juga: Banjir Bandang Nusa Tenggara Timur (NTT), 67 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

Baca Juga: Pembatalan SKT Diterbitkan Pemerintah Desa Lengkong, Syahria : Saya Tidak Menerima Surat Tersebut

Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung ini memberikan pandangannya mengenai apa yang bisa dilakukan Demokrat kubu Moeldoko.

Menurut Harits Hijrah Wicaksana, pilihan pertama yang mungkin bisa dilakukan kubu Moldoko adalah bedol desa dengan bergabung ke partai politik lain.

"Kami yakin kubu Moeldoko akan terjadi 'bedol desa' dengan bergabung ke partai politik lain," kata Harits Hijrah Wicaksana, di Lebak, Banten, Senin 5 April 2021, dikutip dari Antara via Pikiran-Rakyat.com.

Pilihan kedua menurut Harits Hijrah Wicaksana adalah mendirikan partai baru jika kubu Moeldoko memiliki amunisi dan sumber daya modal yang bisa menopang hal tersebut. 

Baca Juga: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Mencegah Kanker Ginjal

Baca Juga: Jatuh ke Septic Tank, Balita Ditemukan Tewas di Sebuah Perkemahan

Menurut analisa Harits, pilihan kedua sepertinya sangat berat sehingga pilihan untuk bergabung dengan partai lain selain Demokrat lebih terbuka lebar.

Sedangkan, kader lainnya yang sebelumnya juga berada di kubu Moledoko bisa jadi akan bergabung kembali dengan Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.

Harits mengatakan jika Moeldoko memilih bergabung dengan partai lain, maka partai tersebut akan lebih diuntungkan dengan adanya mantan Panglima TNI ini.

"Yang saya tahu contohnya anak mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo yang kini berkarir di Partai NasDem, dan mereka bisa saja bergabung," kata Dosen Utirta Serang itu menambahkan.

Baca Juga: 6 Trik Rumahan Ini Efektif Membasmi Kecoak Secara Instan

Baca Juga: Prediksi Karir Taurus 2021 Menurut Pergerakan Planet

Selain analisanya kepada kubu Moeldoko, Harits juga menilai jika pimpinan Demokrat yang sah, Agus Harimurti Yudhoyono harus bisa menerima jika ada yang ingin rekonsiliasi.

Hal ini karena di kubu Moeldoko ada beberapa pendiri Partai Demokrat seperti Max Sopacua, Jhoni Allen Marbun, dan Marzuki Ali yang bisa dirangkul kembali karena selain sebagai orang tua, mereka juga sarat akan pengalaman sejarah.

"Kami berharap AHY bisa memainkan peran untuk merangkul pendiri partai, agar kaderisasi politik berjalan untuk menaikkan elektabilitas pada Pemilu 2024," kata Pengamat Politik dari STISIP Setia Budhi Rangkasbitung.

“Dan sebaliknya akan merugi jika tidak merangkul karena akan kehilangan separuh suara," katanya menambahkan.***

*) Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran Rakyat berjudul 'Pengamat: Ada 2 Pilihan Bagi Demokrat Kubu Moeldoko Usai Kepengurusan KLB Ditolak'

 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler