Titik Api Terdeteksi di Sumatera, Jokowi Ingatkan Masing-masing Pemda Untuk Bersiap Menghadapi Karhutla 2021

22 Februari 2021, 16:45 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi.* /tangkapan layar youtube.com/ sekretariat presiden

JURNALPALOPO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari Senin, 22 Februari 2021 mengatakan bahwa pemerintah daerah harus bersiap-siap menghadapi potensi kebakaran hutan akhir tahun ini karena titik api telah terdeteksi di pulau Sumatera.

Dilansir dari Reuters, Indonesia telah mengalami beberapa kebakaran hutan tropis terbesar selain Amazon dan Kongo dalam beberapa tahun terakhir.

Peristiwa ini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyebabkan hewan seperti orangutan dan harimau terancam punah.

Baca Juga: Hidup Liar dan Dianggap Gulma, Ternyata Daun Patikan Kebo Miliki Banyak Manfaat Kesehatan

Selain itu dapat menyebabkan kabut asap di seluruh wilayah hingga ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Sembilan puluh sembilan persen kebakaran hutan dilakukan oleh manusia, baik disengaja maupun karena kelalaian,” kata Jokowi dalam sebuah pertemuan virtual dengan para pejabat.

Jokowi mengatakan bahwa petani biasanya menggunakan api sebagai metode pembukaan lahan yang murah.

Atas dasar inilah Jokowi mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur penahan kebakaran hutan.

Baca Juga: Pelatih PSG Tolak Menyalahkan Kylian Mbappe Setelah Kalah dari AS Monaco 2-0

Sumatera menghadapi peningkatan risiko kebakaran hutan bulan ini dan ini jadi peringatan pulau lainnya seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Du pulau ini berpotensi mengalami kebakaran hutan pada Mei hingga Juli, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada periode Agustus hingga September.

Presiden mengatakan kebakaran dapat menyebabkan kerugian finansial yang cukup besar, kerusakan ekologi dan ekosistem.

Kebakaran juga terjadi akibat pembukaan lahan perkebunan sawit yang menjadi komoditi utama.

Baca Juga: Intip Profil Anwar Laga, Korban Sengatan Listrik yang Meninggal Dunia saat Memasang Wifi

Inilah tindakan paling merusak dalam beberapa tahun yang diawali pada 2015 lalu dengan potensi kerugian mencapai Rp226 miliar.

Sementara itu, kebakaran tahun 2019 menyebabkan kerusakan total dan kerugian ekonomi setidaknya Rp73 triliun, setara dengan 0,5 persen dari produk domestik bruto, menurut analisa Bank Dunia.

Melansir dari Antara, jumlah titik api di provinsi Riau melonjak menjadi 63 titik api pada Senin sejak sembilan hari yang lalu.

“Meski kita sedang menghadapi bencana banjir dan tanah longsor di beberapa daerah, tapi kewaspadaan untuk menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan tidak boleh kendur,” kata Presiden.

Baca Juga: Lakukan Eksploitasi Anak Dibawah Umur, Janda Muda Ditangkap Polisi dan Terancam 15 Tahun Penjara

Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina diperkirakan terjadi hingga semester I 2021.

Kemudian, pada Mei 2021 akan terjadi transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

Meski demikian, Presiden mewanti-wanti agar pemerintah daerah, Polri dan TNI tidak lengah menghadapi ancaman karhutla.

Dia meminta agar karhutla yang sudah terjadi di Riau dan Kalimantan Barat tidak terjadi lagi.

Baca Juga: Wawali Palopo Resmikan Gedung Baru An-Noor Medical Clinic Palopo, Ini yang Disampaikan

“Di Riau tadi disampaikan sudah 29 kejadian, hati-hati Pak Gubernur Riau meski sudah ditangani jangan sampai ada lagi.

"Di Kalbar juga ada 52 kejadian, hati-hati Kalbar meski bisa tertangani tapi kita semua harus hati-hati,” ungkap Presiden.

Cuaca panas yang ekstrim di Februari 2021 ini diperkirakan akan jadi pemicu karhutla di pulau Sumatra.

Di Februari 2021 ini, karhutla berpotensi terjadi di Pulau Sumatera karena musim cuaca panas sudah terjadi di pulau tersebut.

Baca Juga: Kenali 9 Tanaman yang Memiliki Efek Halusinasi, Selain Cannabis atau Ganja

Kalimantan dan Sulawesi diperkirakan terjadi pada Mei hingga Juli 2021. Sedangkan puncak karhutla diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September 2021.

“Kita harus tahu puncaknya kapan, jadi persiapannya dimulai dari sekarang, planning disiapkan, organisasi dicek bekerja atau tidak, pada saat betul-betul panas kita sudah siap semuanya,” kata Presiden.

“Kita harapkan perencanaan pencegahan yang detail dan matang, sinergi kuat dan eksekusi lapangan semakin efektif,” jelas Jokowi.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler