Dampak Buruk Pornografi Bagi Remaja, Menyebabkan Pendidikan Terganggu dan Seks Menyimpang

5 November 2020, 08:29 WIB
Ilustrasi konten pornografi. /Pixabay

JURNALPALOPO- Remaja adalah suatu fase yang harus dialami manusia sebagai individu. Fase ini rentan terhadap dampak Pornografi.

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12 – 22 tahun. Pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikolog. 

Dalam perkembangannya remaja mengalami perubahan emosional, kognitif, dan psikis, salah satu perubahan yang tidak bisa dihindari adalah motivasi dan rasa ingin tahu yang tinggi.

Baca Juga: Rayakan Awal Bulan November dengan Merchant Baru ShopeePay

Baik itu terhadap berbagai hal yang menimpa dirinya, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan seksualitas.

Kecanggihan teknologi membuat mudahnya mengakses konten bermuatan seks, yaitu pornografi sehingga banyak remaja yang menikmati hal ini dan menjadi candu. 

Paparan pornografi pada anak-anak terutama didapat melalui intenet yang diperburuk dengan “lifestyle” dan kurangnya pengawasan, tidak ada komunikasi, tuntutan terlalu tinggi, kekerasan pada anak, tidak tahu potensi anak, serta diskriminasi dari orang tua dan lingkungan dapat memicu remaja untuk dapat terpapar pornografi. 

Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun 2017 sebanyak 94 persen, siswa pernah mengakses konten porno yang diakses melalui komik sebanyak 43 persen, internet sebanyak 57 persen, game sebanyak 4 persen , film/TV sebanyak 17 persen, Media sosial sebanyak 34 persen, Majalah sebanyak 19 persen, Buku sebanyak 26 persen, dan lain-lain 4%.

Baca Juga: Pemprov Sulsel akan Bangun Twin Tower, 1 Lantai Disiapkan Khusus Bupati/Walikota se-Sulsel

Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai media komunikasi.

Hal ini juga bisa melalui pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual yang melanggar norma kesusilaan (UU No. 44 Th 2008 tentang pornografi). 

Sudah menjadi rahasia umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi menjadi:

Baca Juga: Manfaat Herbal Daun Sirih yang Perlu Diketahui, Salah Satunya untuk Meredakan Batuk

Level 1 : melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas 

Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal 

Level 3 : mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri 

Level 4 : mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan 

Level 5 : Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala withdrawal 

Level 6 : Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan 

Level 7 : perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi, konsekuensi negatif 

Ciri-ciri anak atau remaja yang kecanduan pornografi perlu diketahui oleh orang tua adalah:

1.Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya komunikasi, menghindari kontak mata.

2.Tidak punya gairah aktivitas, prestasi menurun 

3.Malas, enggan belajar dan enggan bergaul, sulit konsentrasi 

4.Enggan lepas dari gawainya (gadget), bila ditegur dan dibatasi penggunaannya akan marah 

5.Senang menyendiri, terutama dikamarnya, menutup diri 

6.Melupakan kebiasaan baiknya.

Baca Juga: Dari Jisoo BLACKPINK Hingga Kim Min Kyu, Beberapa Idol Ini Mengonfirmasi Debut Akting Mereka

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Pornografi bukan hanya merusak otak orang dewasa tetapi juga otak anak-anak.

Kerusakan otak tersebut, sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. 

Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting. Ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika.

Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Baca Juga: Sukses Lewat Drama It's Okay To Not Be Okay, Seo Ye Ji Disebut Mirip Laura Basuki

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik, hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan. 

Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi.

Namun untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno / vulgar lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak.

Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.

Baca Juga: Hanteo Chart Bantah Kecurigaan Netizen tentang Grafik Penjualan Album Twice yang Meningkat

Akibat dari kecanduan pornografi sangat membahayakan bagi orang yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya, seperti : 

-Mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak hanya merupakan obyek seks saja 

-Meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi perilaku seks bebas dan perilaku seksual beresiko 

-Mudah berbohong 

-Menurunkan harga diri dan konsep diri 

-Depresi dan ansietas 

-Pendidikan terganggu 

-Terjadi penyimpangan seksual 

Hal tersebut tentu saja merusak tatanan norma-norma dalam masyarakat, merusak keserasian hidup keluarga dan masyarakat. 

Pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh telinga, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba.

Baca Juga: Destinasi Wisata Buatan Manusia di Indonesia Ini Bisa Jadi Salah Satu Objek yang Wajib Anda Kunjungi

Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan, khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa muda agar bisa terhindar dari bahaya pornografi yaitu melalui peran aktif orang tua dengan cara: 

-Memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak 

-Mengenali teman dan lingkungan sekitarnya 

-Melatih anak agar mampu berkata TIDAK terhadap ajakan pornografi 

-Menyepakati aturan yang dibuat bersama dengan anak dalam penggunaan gawai 

-Mendampingi anak ketika mengakses internet 

-Apabila anak ketahuan mengakses situs pornografi, orang tua harus mengajak berdialog dan menjelaskan dampak pornografi 

-Memberikan pemahaman kepada anak tentang internet sehat dan aman 

-Menempatkan komputer di ruang keluarga 

-Memasang aplikasi pengaman pada gawai 

-Memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan 

Apabila remaja sudah mengalami kecanduan pornografi, kerusakan otak yang sudah ditimbulkan dapat dipulihkan melalui berbagai terapi.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK CINTA: Kamis, 5 November 2020, Libra sudah Lelah, Capricorn Waktunya Fokus

Sedangkan kecanduan yang terjadi, dapat dihentikan dengan pendampingan dari orang tua dan keluarga, dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan psikolog.***

Editor: Naswandi

Sumber: RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tags

Terkini

Terpopuler