Bagaimana Dampak Negatif Gula Pada Otak? Begini Penjelasannya

20 Januari 2021, 20:45 WIB
Ilustrasi Otak /pixabay.com/VSRao

JURNAPALOPO - Di otak, kelebihan gula merusak keterampilan kognitif dan pengendalian diri kita. Bagi banyak orang, memiliki sedikit gula merangsang keinginan untuk lebih.

Gula memiliki efek seperti obat di pusat reward otak. Para ilmuwan telah mengusulkan bahwa makanan manis bersama dengan makanan asin dan berlemak dapat menghasilkan efek seperti kecanduan di otak manusia, mendorong hilangnya kendali diri, makan berlebihan, dan selanjutnya menambah berat badan.

Studi tambahan tentang aktivitas otak telah memberikan bukti yang mendukung gagasan bahwa makan berlebihan mengubah sistem penghargaan otak kita, yang selanjutnya mendorong makan berlebihan.

Baca Juga: Apakah Rosemary Sebenarnya Meningkatkan Daya Ingat dan Kognitif Anda?

Proses yang sama diperkirakan mendasari toleransi yang terkait dengan kecanduan.

Seiring waktu, dibutuhkan lebih banyak zat untuk mencapai tingkat penghargaan yang sama.

Studi menyiratkan bahwa makan berlebihan menghasilkan respons hadiah yang berkurang dan kecanduan yang semakin memburuk pada makanan bergizi rendah yang kaya gula, garam, dan lemak.

Bagaimana gula mempengaruhi memori?

Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari jika Mengalami Gangguan Bipolar

Di seluruh tubuh, kelebihan gula berbahaya. Bahkan satu contoh peningkatan glukosa dalam aliran darah dapat berbahaya bagi otak, mengakibatkan fungsi kognitif yang melambat dan defisit dalam memori dan perhatian.

Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi gula yang tinggi menyebabkan peradangan di otak, yang menyebabkan kesulitan memori.

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Behavioral Brain Research menemukan penanda inflamasi hadir di hipokampus tikus yang diberi diet tinggi gula, tetapi tidak pada tikus yang diberi diet standar.

Kabar baiknya, bagaimanapun, kerusakan inflamasi akibat gula ini mungkin tidak permanen.

Baca Juga: Usai Dilanda Banjir, Warga Kelurahan Marobo Dihadapkan pada Penyakit Kulit

Gula memiliki efek pada suasana hati

Gula juga memengaruhi mood. Pada orang muda yang sehat, kemampuan untuk memproses emosi dikompromikan dengan peningkatan glukosa darah, menurut studi pencitraan otak.

Studi lain yang diterbitkan dalam Diabetes Care menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 melaporkan peningkatan perasaan sedih dan cemas selama hiperglikemia akut (peningkatan gula darah).

Asupan gula menghambat kapasitas mental

Baca Juga: Terapkan Resep Alami Berikut untuk Mengobati Melasma Kehamilan

Glukosa darah yang meningkat merusak pembuluh darah.

Kerusakan pembuluh darah adalah penyebab utama komplikasi vaskular dari diabetes, menyebabkan masalah lain, seperti kerusakan pembuluh darah di otak dan mata yang menyebabkan retinopati.

Studi penderita diabetes jangka panjang menunjukkan kerusakan otak progresif yang menyebabkan defisit dalam pembelajaran, memori, kecepatan motorik, dan fungsi kognitif lainnya.

Sering terpapar kadar glukosa yang tinggi mengurangi kapasitas mental, karena kadar HbA1c yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan tingkat penyusutan otak yang lebih besar.***

*) Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan nasihat medis. Jurnal Palopo tidak bertanggung jawab atas segala kemungkinan konsekuensi dari isi konten. Sebelum menjalani pengobatan apa pun, harap konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.

 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Very Well Mind

Tags

Terkini

Terpopuler