Kanselir Jerman Sebut Indonesia akan Memegang Demokrasi di Masa Depan, KTT G7 Masih Belum Hasilkan Apa-apa

- 29 Juni 2022, 10:30 WIB
Presiden Jokowi saat mengikuti KTT G7 menyoroti persoalan krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina.
Presiden Jokowi saat mengikuti KTT G7 menyoroti persoalan krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina. /Dok Setkab

Argentina dan Indonesia juga tidak sejalan dengan barat dalam sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: PSM Makassar Kehilangan Bek Tangguh Sepakan, Persija Jakarta Jadi Lumbung Gol di Piala Presiden

Negara-negara demokrasi industri tahu bahwa, terlepas dari kekuatan ekonomi yang dimiliki, mereka tidak dapat mengisolasi Rusia jika negara-negara lain menghindari menjatuhkan sanksi.

Dalam persoalan energi dan makanan, KTT G7 belum menghasilkan keputusan besar. Ini berlaku terutama untuk perlindungan iklim.

Negara-negara G7 berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim. Namun, pada saat yang sama, mereka ingin menjamin keamanan pasokan energi.

Barat perlu keluar dari ketergantungan energinya pada Rusia dengan cepat. Afrika memiliki cadangan gas yang sangat besar yang belum dieksplorasi.

Baca Juga: Tokyo Revengers Panas! Takemichi Hajar Kapten Divisi Toman, Baji Pilih Gabung Geng Valhalla

Sementara pasokan nikel Rusia dapat digantikan oleh impor dari Indonesia, negara yang juga memiliki cadangan batu bara yang besar.

Bantuan keuangan yang dijanjikan oleh G7 terlalu sedikit untuk mengakhiri krisis pangan global, menurut sebuah pernyataan dari organisasi bantuan Oxfam.

Selanjutnya pertemuan tingkat dunia yakni KTT G20dijadwalkan berlangsung di pulau Bali, Indonesia pada bulan November.

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x