ASEAN Dinilai Lemah, hanya Mendukung Resolusi Tanpa Memberi Sanksi Kepada Rusia

- 4 Maret 2022, 20:10 WIB
Sidang majelis umum menyetujui resolusi pbb agar rusia menghentikan serangan ke ukraina.
Sidang majelis umum menyetujui resolusi pbb agar rusia menghentikan serangan ke ukraina. /Instagram/unitednations

JURNAL PALOPO - Beberapa negara ASEAN sepertinya setuju dengan regulator Rusia yang melarang penggunaan kata 'invasi'.

Dalam rapat Majelis Umum PBB, ASEAN lebih memilih menyerukan gencatan senjata untuk konflik di Ukraina tanpa menyebut nama Rusia atau menggunakan kata 'invasi'.

Ini sangat berbeda dengan sebagian besar anggota blok yang mendukung resolusi PBB untuk mengutuk Moskow sehari sebelumnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Cocokan Jari dengan Gambar, Anda Pecundang atau Pemberani

Para menteri luar negeri ASEAN di PBB dalam pernyataan pada hari Kamis, mengatakan bahwa mereka sangat terganggu oleh semakin parahnya situasi yang dihasilkan dari permusuhan militer di Ukraina.

“Oleh karena itu, kami menyerukan gencatan senjata segera dan kelanjutan dialog politik yang akan mengarah pada perdamaian berkelanjutan di Ukraina,” kata pernyataan dikutip dari RFA.  

Dalam pernyataan itu ASEAN memilih gencatan senjata karena dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan negosiasi.

Dengan begini, krisis dapat diatasi dan menghindari meluasnya penderitaan orang-orang yang tidak bersalah.

Baca Juga: MBS Sebut Israel Sekutu Potensial Arab Saudi, Bisa Kerjasama tapi Tidak Bisa Sahabatan

Sebaliknya, resolusi Majelis Umum PBB justru menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina.  

Majelis Umum menuntut Rusia untuk menghentikan penggunaan kekuatannya terhadap Ukraina yang dapat melanggar hukum lebih lanjut terhadap negara anggota mana pun.

Resolusi juga menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.

Meskipun resolusi ini tidak mengikat, tetapi memiliki bobot politik dan mencerminkan opini internasional.

Baca Juga: Kadyrov Izin ke Putin Mengambil Alih Kota-kota Besar dan Janjikan Rp7,1 Miliar untuk Kepala Orang-orang Ini

Dari 193 negara, 141 mendukung resolusi Majelis Umum PBB, 5 mendukung Rusia dan selebihnya abstain seperti China dan India.

Jumlah mayoritas ini menunjukkan adanya dukungan yang luar biasa untuk Ukraina di seluruh dunia. Di Asia Tenggara sendiri, delapan dari sepuluh negara mendukung resolusi PBB.

Di antara negara-negara ASEAN, Vietnam dan Laos memilih abstain dalam pemungutan suara untuk mendukung resolusi tersebut.

Vietnam memiliki ikatan sejarah terkuat dengan Rusia, sementara Laos juga memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet dan telah memperluas hubungan militer dengan Rusia.

Baca Juga: Persib Tumbangkan Persija Jakarta, Luizinho Passos Terima Kado Istimewa

Negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Thailand dan Kamboja, yang secara individu tidak mengutuk Rusia, memilih mendukung resolusi PBB yang kuat.

Duta Besar Myanmar untuk PBB termasuk di antara mereka yang memberikan suara untuk resolusi tersebut

Ini bertentangan dengan junta Myanmar yang telah menyuarakan dukungan untuk invasi Rusia.

Di Thailand, Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha mengatakan kepada kabinet pada hari Selasa bahwa kerajaan akan netral dalam urusan Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Mimpi Buruk yang Panjang untuk Rakyat Ukraina, Putin Tidak Berniat Mengakhiri Perang

Prayuth merujuk pada hubungan lama antara Thailand dan Moskow yang harus diperhitungkan, menurut sebuah sumber kepada The Bangkok Post.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pernyataan Thailand di PBB tidak menyebut Rusia atau 'invasi', namun Thailand tetap memilih resolusi yang mengutuk Rusia.

Demikian pula, Malaysia, yang tidak mengutuk Rusia atau bahkan menyebutkan namanya, memilih mendukung resolusi PBB.

Meski begitu, Malaysia juga mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang kuat dan dekat dengan Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Presenter Ini Himbau Pembunuhan Putin, Senator Pilih Gaya Julius Caesar untuk Menghilangkan Nyawanya

Kamboja, ketua ASEAN tahun ini, mengatakan di dalam negeri bahwa pihaknya tetap netral, tetapi memilih resolusi PBB.

Ben Bland, direktur program Asia Tenggara di Lowy Institute mengatakan bahwa sikap ASEAN lemah, berbeda dengan Singapura.

“Pernyataan ASEAN tentang invasi Ukraina lemah, seperti juga sebagian besar tanggapan nasional selain Singapura,” katannya di media sosial Twitter.

Singapura mengambil jalur berbeda dari negara ASEAN lainnya dengan mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan menangguhkan ekspor serta memblokir beberapa transaksi perbankan dan keuangan yang terkait dengan Rusia.

Baca Juga: Menggugah Selera, Begini Resep Kue Bolu Mini Pinky, Cocok Bagi yang Suka Manis

Indonesia juga termasuk dalam 141 negara yang mendukung resolusi PBB agar Rusia menarik militernya dari Ukraina.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah