Lagi-lagi Amerika, Konflik Rusia-Ukraina bisa Terjadi antara China-Taiwan

7 Maret 2022, 07:59 WIB
AS Gunakan Situasi Krisis Ukraina Untuk Memfitnah China Menurut Wang Wenbin /Jurnal Ngawi /Gambar Juru bicara Kementerian Luar Negeri China

JURNAL PALOPO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan Washinton harus segera bergerak untuk mengakui Taiwan sebagai sebuah negara.

“Sangat penting untuk mengubah ambiguitas 50 tahun,” kata Pompeo dikutip dari Post Guam saat nengunjungi Taipei.

Perubahan yang didorong oleh Pompeo akan menjungkirbalikkan lebih dari empat dekade ambiguitas strategis AS di Taiwan.

Baca Juga: Skema 'Lempar Batu Sembunyi Tangan' ala Trump, Serang Rusia Menggunakan Bendera China

Sebuah kebijakan yang dimaksudkan untuk meminimalkan risiko konflik langsung dengan China yang mengklaim Taiwan bagian dari wilayahnya.

Pompeo datang pada waktu yang sangat sensitif, karena status Taiwan telah membuat perbandingan dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen telah mengecilkan kekhawatiran bahwa perang di Eropa dapat memicu krisis serupa di Asia, dengan mengatakan kedua situasi itu secara fundamental berbeda.

Sejak menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintah Komunis Beijing pada tahun 1979, AS telah mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan sambil menghindari mengambil posisi di kedaulatan pulau itu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 7 Maret 2022 untuk Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius dan Pisces

Setiap perubahan dalam sikap AS mungkin akan memicu tanggapan marah dari Beijing.

Duta Besar China di Washington, Qin Gang, memperingatkan sebelumnya bahwa negaranya dan AS bisa terlibat dalam konflik militer jika pemerintah Taiwan bergerak ke arah meresmikan kemerdekaannya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengecam Pompeo dengan menyebutnya "seorang mantan politisi yang kredibilitasnya telah lama bangkrut."

"Omong kosong orang seperti itu tidak akan berhasil," tambahnya.

Baca Juga: Gasak Persija Jakarta, Bali United Kian Kokoh di Puncak Klasemen Liga 1

Perjalanan Pompeo tumpang tindih dengan perjalanan mantan ketua Kepala Staf Gabungan, Michael Mullen yang dimaksudkan sebagai sinyal dukungan kepada Taiwan di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Pompeo dan Mullen bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, yang memicu kemarahan Beijing dengan menolak klaimnya atas kedaulatan atas pulau itu.

Itu telah mendorong China untuk meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi di Taiwan, terutama dengan mengirimkan pesawat militer ke pulau itu.

Pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan 960 serangan ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada tahun 2021, lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 7 Maret 2022 untuk Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo dan Virgo

Ukraina dan Taiwan memiliki beberapa kesamaan sejarah dan geopolitik yang mencolok.

Vladimir Putin membenarkan invasi ke Ukraina dengan mengklaim Ukraina adalah bagian dari Rusia.

Sebelum pecah, Ukraina dan Rusia berada di bawah satu bendera yakni Uni Soviet.

Tetapi runtuhnya Uni Soviet memungkinkan banyak negara bagiancyang ingin menjadi negara merdeka dan memutuskan hubungan dengan Rusia dalam hal kepemimpinan. 

Baca Juga: Resep Hidangan Lontong Cap Go Meh, Adaptasi Indonesia dari Tionghoa

Polandia, Ukraina, dan lainnya sekarang memiliki presiden dan bentuk pemerintahan demokratis mereka sendiri.

Argumen ini memiliki beberapa fitur yang sama dengan argumen China yang ingin merebut kembali kendali atas Taiwan karena dianggapnya sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Konfrontasi Rusia ke Ukraina bisa menjadi dasar penilaian China terhadap AS untuk bisa menguasai Taiwan.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Fast Company Postguam

Tags

Terkini

Terpopuler