Network
JURNAL PALOPO - Selama bertahun-tahun, Israel telah menggoda Presidan Rusia, Vladimir Putin, memupuk hubungan yang sangat dekat.
Tetapi di satu sisi, Israel juga ingin mempertahankan aliansi strategisnya dengan dermawan terpentingnya, Amerika Serikat.
Sekarang Israel menemukan dirinya terjepit di antara kepentingan dan sikap global yang kontradiktif, ragu-ragu untuk membuat pilihan yang jelas.
Baca Juga: Jalani Debut Bersama Persib Bandung, I Made Wirawan Torehkan Tinta Emas
Sebagian besar opini dunia bersatu berdiri di belakang Ukraina, seperti NATO, Uni Eropa hingga Amerika.
Israel telah mencoba memposisikan dirinya sebagai perantara yang jujur antara Moskow dan Kyiv.
Beberapa hari terakhir, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menelepon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Putin.
Tapi itu hanya sandiwara. Bennet tahu betul Putin tidak tertarik pada solusi yang masuk akal untuk mengakhiri perang.
Baca Juga: Kiper Persib Bandung Teja Paku Alam Cedera, Arema FC Intai Tiga Poin Pangeran Biru
