Liga Arab Putuskan Netral di Konflik Rusia-Ukraina, Hanya akan Membantu Komunitas Arab di Wilayah Konflik

1 Maret 2022, 10:57 WIB
Asisten Sekertaris Jenderal Liga Arab, Hussam Zaki mengatakan negara-negara Arab akan mengambil posisi netral dalam konflik Rusia-Ukraina. /REUTERS/Dalati Nohra

JURNAL PALOPO - Negara-negara Arab memutuskan tetap netral dalam krisis yang terjadi antara Rusia-Ukraina.

Keputusan ini diumumkan pada Senin malam waktu setempat di saluran TV Mesir OnTV oleh Asisten Sekretaris Jenderal Liga Negara-negara Arab (LAS), Hussam Zaki.

"Negara-negara Arab memiliki hubungan persahabatan dengan Ukraina dan Rusia," kata Zaki dikutip dari TASS.

Baca Juga: Bali United Tantang Persela Lamongan, Pemain Serdadu Tridatu Sesumbar Tak Bobol

Dalam keteranganya, Liga Arab tidak ingin melihat dua negara tersebut bertempur.

"Sulit bagi teman-teman untuk melihat bagaimana keduanya saling bertarung, dan oleh karena itu Liga Arab telah mengambil posisi netral," sambungnya.

Zaki mengatakan jika Liga Arab tidak akan mengutuk atau menyalahkan siapapun, tetapi akan membantu komunitas Arab yang ada di Ukraina.

Dia menjelaskan bahwa tidak semua negara Arab terwakili di Kyiv secara diplomatis, dan karena itu mereka tidak dapat mendukung diaspora mereka.

Baca Juga: Kirim Persenjataan Lengkap, NATO Dituduh Sengaja Memperkeruh Situasi Ukraina

Pada pertemuan di kantor pusat Liga Arab, Kairo, Mesir, perwakilan setiap negara menyatakan keprihatinan tentang memburuknya situasi kemanusiaan di Ukraina.

Dalam pertemuan itu juga diumumkan kesiapan mereka membentuk kelompok kontak khusus di tingkat menteri untuk mempromosikan resolusi diplomatik konflik.

Liga Arab meminta semua pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan situasi saat ini di Ukraina melalui dialog dan diplomasi.

Sebelumnya pada hari Senin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada konferensi pers bahwa republik terus mempertahankan dialog yang erat dengan Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Resep Kebab dengan Kulit Tortila, Kreasikan di Dapur Anda dengan Kuliner Khas Turki

Erdogan mencatat bahwa Ankara menginginkan perdamaian dan stabilitas di semua wilayah, termasuk wilayah Laut Hitam.

Namun demikian, pada hari yang sama, Turki memperingatkan semua negara asing tentang larangan melintas kapal perang melalui Bosporus dan Dardanelles.

Menurut pihak berwenang, Ankara akan menggunakan kekuatan yang diberikan oleh Konvensi Montreux mengenai pergerakan kapal di selat Turki.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya menyatakan bahwa pihaknya masih terbuka untuk dialog.

Baca Juga: Dikira Main-main, Putin Ancam Gunakan Nuklir, AS Justru Melihatnya Sebagai Sebuah Gertakan

Tetapi disatu sisi, pihaknya juga tidak akan membiarkan pembantaian berdarah baru di Donbass.

Pada 21 Februari, Putin menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DNR dan LNR).

DPR dan LPR lalu melaporkan adanya pembantaian oleh pasukan keamanan Ukraina, termasuk dari senjata berat.

Sehingga pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi khusus dengan dalih melindungi penduduk sipil DPR dan LPR di Donbass.

Baca Juga: Peristiwa Penting Pekan 27 Liga 1: Buntut Kekalahan Arema FC dari Persebaya, Bonek Tempuh Jalur Hukum

Sejak 2014, pihak berwenang Ukraina telah melakukan operasi terhadap penduduk Donbass, yang menolak untuk mengakui pemerintahan baru di Ukraina.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: TASS Iz.ru Life.ru

Tags

Terkini

Terpopuler