Roman Abramovich akan Lepas Chelsea, Rusia Tidak Masalah Jika Dikeluarkan Dari SWIFT

27 Februari 2022, 08:12 WIB
Roman Abramovich menyerahkan pengurusan dan perawatan klub sepak bola Chelsea ke yayasan amal seiring terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina./Instagram/@roman_abramovich /

JURNAL PALOPO - Bos besar Chelsea, Roman Abramovich mengumumkan bahwa ia telah menyerahkan pengelolaan klub kepada dewan pengawas yayasan.

Abramovich menyatakan bahwa ia selalu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kepentingan klub dengan cara terbaik.

"Oleh karena itu, hari ini saya mempercayakan manajemen dan tanggung jawab klub kepada dewan pengawas yayasan Chelsea.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 27 Februari 2022 untuk Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo dan Virgo

Saat ini saya yakin klub berada dalam posisi terbaik untuk menjaga kepentingan para pemain, staf, dan penggemar," katanya dikutip dari Sputnik News.

Keputusan Abramovich mengikuti seruan untuk menjatuhkan sanksi kepada pejabat, lembaga serta pengusaha Rusia.

Miliarder Rusia ini telah menjadi pemilik Chelsea pada tahun 2003 dengan membelinya dari pengusaha Inggris Ken Bates senilai £140 juta atau sekitar Rp2,69 triliun dengan kurs sekarang.

Presiden AS Joe Biden mempertimbangkan dukungan untuk menangguhkan bank-bank dan entitas keuangan utama Rusia dari jaringan SWIFT.

Baca Juga: Messi Jadi 'Pelayan' Mbappe di PSG, Juventus Beruntung Punya Dusan Vlahovic

Meskipun langkah ini memerlukan dukungan dari Uni Eropa (UE) yang juga belum secara resmi mengumumkan keputusan akhir tentang hal itu.

Akan tetapi Menteri luar negeri Ukraina mengklaim bahwa persiapan teknis untuk keputusan menangguhkan bank-bank Rusia dari jaringan SWIFT telah dimulai.

Uni Eropa termasuk Inggris dan Kanada juga berencana mengambil tindakan yang sama untuk melumpuhkan aktivitas bank sentral Rusia atas serangan Kremlin di Ukraina.

Keputusan bisa datang paling cepat Senin dan bisa melibatkan kompromi untuk memotong beberapa tetapi tidak semua bank Rusia dari sistem, menurut diplomat UE.

Baca Juga: Kangen Band Comeback, Rilis Single Cinta Sampai Mati, Begini Liriknya

Beberapa ibu kota, termasuk Berlin dan Roma, telah menolak opsi pemutusan hubungan bank-bank Rusia dari SWIFT.

SWIFT sendiri adalah sebuah sistem global yang menghubungkan bank-bank untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas.

Disatu sisi, analis khawatir sanksi tersebut bisa memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.

Salah satunya memperumit pembayaran energi ke Rusia dan membiarkan bank-bank Eropa terkena utang uang kepada perusahaan keuangan Rusia.

Baca Juga: Ukraina Dilaporkan Menolak Berunding, Penasihat Zelensky Langsung Ralat, Moskow Minta Negosiasi di Belarusia

Ada juga kekhawatiran hal itu dapat mendorong hubungan keuangan yang lebih erat antara Rusia dan China.

Pejabat senior Austria mengatakan jika UE masih memperdebatkan dua opsi sanksi yakni pemotongan Rusia dari SWIFT atau melarang semua pesawat Rusia ke UE.

Rusia sendiri telah mengembangkan sistem pembayarannya mereka meski saat ini hanya memiliki 23 bank asing yang terhubung dengannya.

Cina juga adalah alternatif lain bagi Rusia karena memiliki sistem pembayarannya sendiri dengan lebih banyak penerimaan oleh bank-bank internasional daripada Moskow. 

Baca Juga: PSM Makassar Paksa Bhayangkara FC Lakukan 5 Pergantian Pemain, Juku Eja Cukup 3 Saja

Dengan menyatukan Rusia dan China, para analis mengatakan, pemutusan SWIFT dapat mengikis supremasi sistem keuangan global berdenominasi dolar.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: WSJ Sputnik News

Tags

Terkini

Terpopuler