Latihan Militer Rusia Berakhir, Moskow Tampar Washington yang Menuduhnya akan Menyerang Kiev

15 Februari 2022, 22:00 WIB
Setelah sebelumnya Amerika Serikat menyebut akan adanya invasi pada hari Rabu, pemerintah Rusia menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina. /Foto: Pixabay/petterijokela/

JURNAL PALOPO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengumumkan pada Senin waktu setempat bahwa negaranya telah menutup kedutaan besarnya di Kyiv.

Alasan penutupan ini dikarenakan semakin menumpuknya pasukan Rusia di perbatasan barat dekat Ukraina yang diprediksi AS akan menyerang ibu kota Kiev.

Meski AS melontarkan pernyataan bernada tuduhan tersebut, tetapi para pejabat Ukraina mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda akan adanya serangan Rusia.

Baca Juga: 7 Ular Paling Unik di Dunia, Ada yang Harganya Ratusan Juta Rupiah

Sebelumnya, Rusia menuntut AS dan NATO untuk melarang Ukraina bergabung dengan aliansi militer dan menarik kembali pasukan dari negara-negara anggota Eropa Timur.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan pada Selasa waktu setempat bahwa aliansi militer tidak melihat tanda-tanda pengurangan kehadiran militer Rusia di perbatasan Ukraina.

"Sejauh ini, kami belum melihat adanya de-eskalasi di lapangan," kata Stoltenberg kepada wartawan di markas NATO di Brussels dikutip dari ABC News.

“Kami akan terus memantau dan mengikuti dengan cermat apa yang dilakukan Rusia, dan tanda-tanda yang datang dari Moskow tentang kesediaan untuk terus terlibat dalam upaya diplomatik," katanya.

Baca Juga: PSIS Semarang Tak Gentar Hadapi Persib Bandung, Dragan Djukanovic: Tim Siap Seratus Persen

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa Rusia sedang membangun rumah sakit lapangan di dekat perbatasan Ukraina.

Selain itu, Rusia juga disebut memperbanyak kelompok taktis batalyon yang semakin mendekat ke perbatasan.

Boris mengatakan program de-eskalasi perlu jadi pertimbangan yang berarti penarikan kelompok batalion, menghentikan pembangunan rumah sakit lapangan dan lainnya.

"Kami pikir ada jalan untuk diplomasi dan kami telah melihat beberapa tanda positif dari percakapan antara Tuan Ushakov (penasihat kebijakan luar negeri Vladimir Putin) dan mitranya dari Amerika, dari [menteri luar negeri Rusia] Sergei Lavrov dan lainnya..., jika itu benar maka mari kita membangunnya," kata Boris dikutip dari Sky News.

Baca Juga: Persib Bandung vs PSIS Semarang, Dewangga Siap Redam David da Silva, Robert Beri Wejangan

AS sebelumnya memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan.

Sebanyak 150.000 tentara Rusia diperkirakan telah berkumpul di dekat perbatasan Ukraina. Penumpukan tersebut bertujuan untuk melakukan latihan militer di beberapa wilayah termasuk latihan bersama Belarusia.

Pada hari Selasa, Militer Pertahanan Rusia (MoD) mengatakan telah melakukan latihan yang direncanakan, termasuk dengan Belarus sehingga beberapa di antaranya mulai kembali ke pangkalan mereka hari ini.

Dikatakan mayoritas masih melakukan pelatihan baik di darat dan laut, dengan lebih dari 20 kapal Rusia memulai latihan di Laut Barents pada hari Selasa.

Baca Juga: Hadapi PSIS Semarang, Pelatih Persib Bandung Pastikan Semua Pemain Negatif Covid-19

"Ketika langkah-langkah pelatihan tempur selesai, pasukan, seperti biasa, akan kembali ke titik penempatan permanen mereka," kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov, kepala juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.

Dengan berakhirnya latihan tersebut serta ditariknya beberapa pasukan Rusia kembali ke pangkalannya, ini seakan menembak AS tanpa peluru yang menuduh Moskow akan menyerang Kiev.

"15 Februari 2022, akan tercatat dalam sejarah ketika propaganda perang Barat gagal. Dihina dan dihancurkan tanpa satu tembakan pun dilepaskan," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.***

 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Sky News ABC News Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler