Cari Sekutu, Taliban Undang 6 Negara Ini saat Pelantikan Kabinet Baru

8 September 2021, 12:44 WIB
Turki menjadi salah satu negara yang diundang dalam pelantikan kabinet baru Afghanistan, yang dikuasai oleh Taliban /REUTERS/Tatyana Makeyeva/

JURNAL PALOPO- Taliban telah menjalin ikatan baru dengan beberapa negara, dan mencari sekutu. 

Meski sebagian besar negara saat ini memilih untuk "menunggu dan mengamati" sebelum mengakui administrasi Afghanistan yang baru. 

Taliban telah melayangkan undangan pada enam negara, yang menjadi partner internasionalnya untuk menghadiri upacara pelantikan resmi. 

Baca Juga: Taliban Umumkan Kabinet Pemerintahan Baru, Anak Pendiri Taliban Jadi Menteri Pertahanan

Berdasarkan laporan, Taliban telah mengundang Rusia, China, Turki, Iran, Pakistan, dan Qatar.

Hal ini menjadi langkah awal mereka, sebagai sebuah negara yang baru lahir untuk membentuk kebijakan luar negeri. 

Pakistan, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab merupakan tiga negara yang mau mengakui rezim Taliban pertama tahun 1990an lalu.

Karenanya sangat tidak mungkin ketiga negara tersebut mengisolasi sepenuhnya rezim baru ini. 

Baca Juga: Sekolah Segera Dibuka di Afghanistan, Taliban: Pisahkan Murid Laki-Laki dan Perempuan

Saat ini, Taliban telah menjalin ikatan baru dan mencari rekan meskipun sebagian besar negara memilih "menunggu dan mengamati". 

Beberapa poin tambahan telah dimasukkan dalam negosiasi dengan pemerintahan Afghanistan untuk memastikan resolusi damai. 

Bagi sebagian besar negara seperti Iran, Turki, Rusia, dan China alasannya adalah untuk mengembalikan penyeimbangan strategis di wilayah tersebut pasca keluarnya Amerika dan kevakuman yang mengikutinya. 

Hanya China dan Pakistan, dua negara yang masih tetap menjalin misi diplomatis di Kabul sejak Taliban menguasai kota. 

Baca Juga: Kampus Kembali Dibuka, Begini Cara Mahasiswa Belajar di Afghanistan

Sementara negara lainnya memutuskan untuk mengevakuasi dan menutup kantor mereka sementara waktu. 

Karenanya, keenam negara tersebut, termasuk juga Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, bisa menjadi negara pertama yang mengakui rezim Taliban. Meski demikian, akan tetap butuh waktu. 

Sebagian besar negara tampak masih khawatir untuk mengakui administrasi Taliban yang baru lantaran kurangnya kejelasan atas kebijakan apa yang akan mereka ambil dan seberapa inklusif pemerintahan tersebut. 

Menyoal Pakistan, Taliban telah menganggap negara tersebut sebagai rumah kedua mereka. 

Baca Juga: Ribuan Orang Frustasi, Penerbangan Carter Amerika Tak Dapat Izin dari Taliban Tinggalkan Afghanistan

Bahkan Pakistan telah dikabarkan memberi dukungan pada Taliban dalam upaya pendudukan Lembah Panjshir. 

Meski demikian, Taliban tidak akan membiarkan negara lain menginterfensi urusan dalam mereka, termasuk Pakistan, seperti yang dilaporkan berita Khaama Afghanistan yang dikutip Jurnal Palopo dari India Today. 

Karenanya, Taliban tidak menanggapi dengan baik keberadaan Letnan Jenderal Faiz Hameed, kepala Inter-Services Intelligence (ISI), agensi mata-mata Pakistan, di Kabul dan turut campur dalam berbagai hal. 

Baca Juga: Taliban Klaim Panjshir, Pasukan Pro Afghanistan Membantah dan Kembali Lanjutkan Pertempuran

Letjen Hameed merupakan salah satu dari pejabat tingkat tinggi luar negeri yang mengunjungi Taliban sejak Taliban menguasai ibukota Afghanistan pertengahan Agustus lalu.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler