JURNAL PALOPO - Ratusan warga Palestina turun ke jalan dan melakukan aksi demonstrasi pada Jumat, 9 Juli 2021.
Ratusan warga Palestina itu dengan lantang menyerukan Presiden Mahmoud Abbas untuk mundur dari jabatannya.
“Rakyat ingin menjatuhkan rezim,” teriak para demonstran Palestina, sebagaimana dikutip Jurnal Palopo dari Quds News Network.
Baca Juga: Ribuan Warga Palestina Unjuk Rasa Pasca Kematian Nizar Banat, Tuntut Presiden Mahmoud Abbas Mundur
Demonstrasi itu masih terkait dengan kematian Nizar Banat, yang diduga karena pembunuhan oleh Otoritas Palestina.
Mahmoud Abbas, yang jadi pemimpin Otoritas Palestina menjadi pusat kemarahan Warga atas kematian Nizar Banat.
Sebagaimana diketahui, Nizar Banat adalah seorang aktivis yang kerap menyampaikan kritik kerasnya kepada Otoritas Palestina.
Nizar banat sebelumnya juga berniat untuk mencalonkan diri, dalam pemilihan parlemen Palestina sebelumnya akhirnya dibatalkan pada awal tahun.
Baca Juga: Aktivis Nizar Banat Meninggal, Keluarga Sebut Otoritas Palestina Dalang Dibalik Kematiannya
Pada bulan Juni lalu, Nizar Banat diduga dibunuh oleh Otoritas Palestina setelah ia ditangkap dari rumahnya.
Namun, pihak Otoritas Palestina menyatakan, jika kondisi Nizar Banat memang sudah memburuk sejak saat ditangkap.
Keluarga Nizar Banat menyebut jika sebelum ditangkap, pasukan keamanan Otoritas Palestina menyerbu rumah Nizar Banat dengan mendobrak pintu dan jendela.
Tak hanya itu, pasukan keamanan Otoritas Palestina juga memukuli Nizar Banat, dengan batang besi dan memberikan semprotan merica kepada aktivis itu.
Baca Juga: Meski Kadaluarsa, Otoritas Palestina Sepakat Terima 1 Juta Vaksin COVID-19 dari Israel
Pada akhirnya, pasukan keamanan Otoritas Palestina menyeret Nizar Banat ke dalam kendaraan dan membawanya pergi.
Setelah diseret oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina, beberapa waktu kemudian Nizar Banat diumumkan meninggal dunia.
Meninggalnya Nizar Banat membuat warga Palestina terus melakukan aksi demonstrasi hingga hari ini.
Warga Palestina turun ke jalan, mengekspresikan kemarahannya, dengan mengecam dan meminta Presiden Mahmoud Abbas untuk mundur dari jabatannya.***