Terima 1,2 Juta Vaksin Covid-19 dari Sinovac Tiongkok, Posisi Indonesia di LCS tidak Berubah

7 Desember 2020, 04:47 WIB
Proses bongkar muat 1,2 juta dosis vaksin dari Sinovac. /Sekretariat Presiden/Tangkap layar Youtube

JURNALPALOPO - Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin virus corona dari Tiongkok pada Minggu (6/12), kata Presiden Joko Widodo, saat pemerintah mempersiapkan program inokulasi massal.

Jokowi, sebutan presiden secara luas, mengatakan dalam briefing online bahwa Indonesia menerima 1,2 juta dosis dari Sinovac Biotech Tiongkok, vaksin yang telah  diuji Indonesia sejak Agustus.

Dia menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk menerima 1,8 juta dosis lagi pada awal Januari.

Baca Juga: Presiden Bentuk Tiga Komite Penanganan Covid-19, Jokowi: Kesehatan Pulih Ekonomi Bangkit

Baca Juga: Tips Menghilangkan Komedo dengan Bahan Alami, Pakai Soda Kue dan Air

Uji coba tahap akhir vaksin Sinovac juga sedang berlangsung di Brasil dan Turki, dengan hasil sementara pada efisiensi dari Brasil diharapkan pada pertengahan Desember.

Indonesia juga diharapkan bulan ini menerima pengiriman bahan baku produksi 15 juta dosis dan bahan 30 juta dosis bulan depan, kata Presiden.

Vaksin tersebut masih perlu dievaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sementara pihaknya terus mempersiapkan penyebaran vaksin di seluruh nusantara yang berpenduduk 270 juta orang, kata Jokowi.

“Kami sudah berbulan-bulan mempersiapkan melalui simulasi di beberapa provinsi dan saya yakin begitu diputuskan vaksinasi bisa dimulai, semuanya sudah siap,” ujarnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Anda Sosok Petualang atau Agresif, Tentukan Lewat Gambar Anjing Pilihan

Baca Juga: Tes IQ: Tebak Berapa Banyak Segitiga Dalam Gambar, Beberapa Orang Gagal Menjawab Soal Mudah Ini

Jumlah infeksi virus korona harian Indonesia telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan total kasus yang dikonfirmasi mencapai 575.796 pada hari Minggu dengan 17.740 kematian, tertinggi di Asia Tenggara.

Sementara Indonesia saat ini bekerja sama dengan Tiongkok untuk mengamankan vaksin Covid-19 bagi warganya, inisiatif ini tidak akan mempengaruhi posisinya di Laut China Selatan, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Selasa, 6 Oktober lalu.

Indonesia bukanlah negara penggugat di Laut China Selatan tetapi pada lebih dari satu kesempatan telah berselisih pendapat dengan Tiongkok atas hak penangkapan ikan di sekitar Kepulauan Natuna di bagian selatan perairan yang disengketakan. 

Ketika ditanya apakah pengembangan vaksin yang sedang berjalan akan mempengaruhi posisi Indonesia di perairan yang disengketakan, dia menjawab: “Saya bisa menjawab dengan tegas, setegas mungkin. Tidak.

Baca Juga: Bermain Video Game Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Berikut Penjelasannya

Baca Juga: Kepribadian: Pelukis atau Wajah Wanita! Gambar Pertama yang Terlihat Ungkap Ketakutan dalam Cinta

"Itu dua hal yang berbeda dan ketika kita bekerja sama, bukan kerja sama yang timpang yang hanya menguntungkan satu pihak, dalam hal ini Indonesia."

“Tetapi perusahaan Tiongkok, dan Tiongkok sebagai negara, juga menikmati buah atau manfaat dari kerja sama ini. Ini adalah keuntungan dua arah, ”katanya dikutip dari CNA.

Dalam beberapa kesempatan tahun ini, Mdm Marsudi telah menegaskan kembali bahwa Indonesia bukan pihak dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan dan bahwa peta sembilan garis putus-putus yang digunakan Tiongkok sebagai dasar klaimnya di perairan tersebut tidak memiliki dasar hukum internasional.***

 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler