"Lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, dan sudah ada beberapa titik yang ditutup, termasuk titik masuknya air ke masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya,” terang dia.
Adenan mengatakan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu oleh Dinas PUPR, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke kota Masamba.
“Alhamdulillah, pak Kadis PU ini luar biasa. Kami biasanya dalam pengerjaan sungai selalu terkendala faktor sosial, tapi teman-teman dari PU bersama Bupati, telah menyosialisasikan ini kepada masyarakat, sehingga sejauh ini kami masih bisa berjalan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
Baca Juga: Peduli Relawan Banjir Luwu Utara, Tim Gugus Tugas Covid-19 Siapkan Rapid Test Gratis
Rencananya, pembangunan tanggul darurat ini akan selesai pada 21 Agustus 2020 mendatang. Dan selanjutnya pihak BBWSPJ akan melakukan penanganan permanen dengan membuat tanggul permanen di sungai Masamba dan sungai Radda.
Ini merupakan tindaklanjut dari instruksi Menteri PUPR beberapa waktu lalu agar dua sungai ini akan dibuatkan tanggul dengan struktur permanen.
“Untuk tanggul permanen, insya Allah 2021 baru akan kita laksanakan pembuatannya. Jadi ini baru solusi jangka pendek dan menengah dulu,” pungkasnya.***