JURNAL PALOPO- Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua dan Ikatan Kerukunan Toraja (IKT) Papua, mengecam aksi kekejaman KKB terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
KKSS IKT meminta Komnas HAM Papua angkat suara terkait tewasnya Suster Gabriela Meilani (22), dan belum ditemukannya satu mantri bernama Geral Sukoi.
Ketua Umum IKT Papua, Edie Rante Tasak, mengatakan sangat prihatin atas kekerasan yang menimpa sebelas orang nakes, yang sedang menjalankan tugas kemanusiaan.
Baca Juga: Komnas HAM Kecam Aksi KKB, yang Menewaskan Nakes Gabriela Meilani di Distrik Kiwirok
"Peran Komnas HAM Papua dinilai sangat penting untuk menyikapi kekerasan terhadap nakes serta mengutuk keras tindakan KKB yang menghilangkan nyawa tenaga medis secara sadis," tutur Edie.
Selain itu Edie juga mengatakan tindak kekerasan akan terus berkelanjutan, mulai dari masyarakat sipil, petugas publik hingga nakes.
Gabungan Komnas HAM Papua harus lebih besar, profesional dalam tugas serta melakukan keseimbangan informasi dan juga pelayanan.
"Kami berharap nakes yang dinyatakan hilang segera ditemukan baik itu dalam keadaan hidup maupun tak bernyawa," tegas Edie.
Baca Juga: Alur Cerita Kebiadaban KKB di Kiwirok, Pembakaran Puskesmas hingga Nakes Ditelanjangi dan Ditikam
Selain itu Edie sebagai Ketua Umum IKT meminta pemerintah memberi perlindungan kepada warga KKSS-IKT.
KKS mencatat sudah 117 warganya di Papua termasuk aparat TNI-Polri yang telah menjadi korban kekerasan KKB dalam kurun waktu 10 tahun.
Edie juga kembali menegaskan, jika pemerintah pusat tidak mampu selesaikan hal ini, maka kami minta untuk evakuasi dan kembalikan warga kami, hingga sampai keluarganya.
Diketahui sebelumnya KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo melakukan penyerangan dan pembakaran di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin 13 September 2021.
Baca Juga: KKB Bantai Nakes di Distrik Kiwirok, Yanuar: Saya Tandai Mereka, Ada Pegiat HAM juga
Serta melakukan aksi kekerasan seksual hingga menewaskan satu orang nakes Gabriela Meilani yang berdarah Toraja-Jawa.***