Apa dan Bagaimana Gas Air Mata Bekerja Membubarkan Demonstran? Ini Penjelasannya

- 10 Oktober 2020, 19:00 WIB
Polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran saat unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law di Cirebon, Jawa Barat, Kamis 8 Oktober 2020. Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran saat unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law di Cirebon, Jawa Barat, Kamis 8 Oktober 2020. Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. /ANTARA

JURNALPALOPO - Aksi demonstran yang sudah diluar batas tidak luput dari penanganan kepolisian untuk mengamankan massa.

Saat demonstran mulai anarkis, senjata polisi untuk melawan atau meredakannya adalah dengan cara mengeluarkan gas air mata.

Secara umum, kandungan utama pada gas ini yang sering digunakan untuk membubarkan demonstran adalah CN (chloroacetophenone).

 Selain itu digunakan juga CS (chlorobenzylidenemalononitrile). Butuh proses kimia yang rumit untuk menghasilkan gas air mata ini.

Baca Juga: Jangan Berlarut-larut, Ini 3 Cara Menjaga Kenetralan Hati Kamu yang Sedang Kecewa

Baca Juga: Tiga Terduga Pelaku Narkoba Jenis Sabu Diringkus Polres Palopo, Dua Diantaranya Pasutri

Gas air mata juga dapat dibuat menggunakan bahan Oleoresin Capsicum (OC) yang biasanya terdapat pada paprika merah dan hijau sebagai bahan utamanya.

Senyawa lain yang digunakan atau disarankan untuk digunakan adalah bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide.

Efek gas air mata bisa menyebabkan mata pedih, rasa panas dan berair di mata, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit, serta dapat menyebabkan muntah.

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah