Renungan Liturgi Katolik Minggu 17 September 2023 : Injil Matius 18:21-35

- 16 September 2023, 10:16 WIB
Ilustrasi renungan Liturgi Katolik Minggi 17 September 2023, Injil Matius 18:21-35.
Ilustrasi renungan Liturgi Katolik Minggi 17 September 2023, Injil Matius 18:21-35. /Malek/Pixabay

Pengampunan itu membebaskan dan memberikan pembaruan hidup. Segala beban dibebaskan. Namun, bila kita belum percaya pada pengampunan dan belum mampu mengampuni diri sendiri, maka kita hidup sebagai orang yang masih mempunyai rasa sakit hati terhadap orang lain.

Tanda-tanda sakit hati itu bisa muncul dalam bentuk misalnya masih mengingat-ingat atau menceritakan kejadian orang lain terus-menerus. Kita selalu menghitung-hitung kesalahan orang.

Baca Juga: Renungan dan Doa Harian Liturgi Katolik Sabtu 16 September 2023 : Bacaan Injil Lukas

Kepercayaan bahwa Allah mengampuni itu bukan karena usaha kita, tetapi karena belaskasih Allah. Sebelum kita percaya pada belaskasih Allah, usaha apapun dari diri kita untuk bisa mengampuni adalah kesia-siaan.

Mengampuni merupakan pilihan sikap hidup yang rumit. Karena itu, Petrus membutuhkan suatu ukuran yang pasti sebagi pegangan agar dia bisa mengatur segenap kemampuannya untuk melakukan hal itu.

Dia menyakini bahwa apabila dirinya telah mampu memenuhi tuntutan kuantitatif tertentu maka selesailah sudah tugasnya untuk mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Persoalan Petrus adalah saling mengampuni antar sesama manusia.

Baca Juga: Bacaan Injil Liturgi Katolik Sabtu 16 September 2023 Lengkap dengan Mazmur Tanggapan

Yesus menyikapi pertanyaan murid-Nya tentang pengampunan yang harus diberikan terus-menerus. Inilah sikap Tuhan yang selalu mengampuni kita. Tuhan selalu terbuka dan menawarkan pengampunan kepada kita.

Memang, kita tidak mudah mengampuni kesalahan sesama apalagi mereka yang menyakiti hati. Sulit mengampuni menjadi tanda bahwa kita belum sungguh-sungguh mengalami kasih Tuhan.

Kita seringkali berfokus pada diri dan kepentingan diri, seolah hanya kita yang ingin selamat. Kita perlu menyadari bahwa kita ikut bertanggungjawab atas keselamatan orang lain.

Halaman:

Editor: Eko Prasetyo

Sumber: The Katolik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah