Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengakui keputusan untuk memperlebar defisit dalam RAPBN menjadi 5,2 persen dari PDB membengkak lebih tinggi dari desain awal yang disepakati dengan DPR yaitu 3,21-4,17 persen.
Sri Mulyani menilai dengan defisit yang melebar, pemerintah memiliki cadangan belanja sebesar Rp179 triliun yang akan diproritaskan pada lima program pemulihan ekonomi nasional.
Di tengah ancaman resesi, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengingatkan pemerintah agar tidak terlalu percaya diri soal pemulihan ekonomi. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II minus 4 persen.
Sementara kuartal III diperkirakan tumbuh minus 1,4-1,7 persen. Menurut Tauhid, Indonesia sebenarnya punya peluang untuk bangkit di kuartal ketiga.
Baca Juga: Tahu Arti Fakboy, Badboy, Good boy? Berikut Istilah untuk Pria yang banyak Disebut Netizen
Sayangnya, realisasi penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang anggarannya mencapai Rp695,2 triliun belum maksimal.
Serapan anggaran di awal kuartal III masih di bawah 30 persen. Melihat kondisi ini, ancaman resesi menjadi makin nyata.
Saat ini, pemerintah sudah kehilangan momentum dalam mengejar penyerapan PEN yang mengakibatkan ancaman resesi semakin nyata.
Menurutnya, penyerapan PEN untuk mendongkrak ekonomi ini seharusnya dikejar pada kuartal II.