Bertambahnya Kasus Positif Covid-19, Pengaruhi Kenaikan Harga Emas di Indonesia

- 3 Juli 2020, 19:06 WIB
Ilustrasi emas. /pexels/Michael steinberg
Ilustrasi emas. /pexels/Michael steinberg /

JURNALPALOPO.com - Tak hanya di Amerika Serikat, kenaikan jumlah pasien baru Covid-19 juga terjadi di Indonesia pada hari kemarin, Kamis (2/7/2020).

Lebih dari 52.000 kasus baru Covid-19 dilaporkan di Amerika Serikat pada Rabu (1/7/2020) memecahkan rekor yang ditetapkan pada akhir April.

Di Indonesia sendiri, penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari kemarin mencapai 1.624 orang.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Kembali Turun saat Pandemi Covid-19 Meningkat

Hal itu diungkapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sehingga, total pasien terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia menjadi 59.394 kasus.

Salah satu yang terjadi di negeri ini akibat dari pandemi ini pun memberi sentimen negatif terhadap aset beresiko.

Seperti dilansir dari Portal jember.com berjudul Lonjakan Kasus Covid-19 Memicu Kenaikan Harga Emas. Diketahui harga emas berjangka meningkat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Meskipun data menunjukkan ekonomi AS menciptakan rekor baru lapangan pekerjaan untuk Juni.

Baca Juga: Berkat Kerja Keras, Bank Dunia Resmi Menaikkan Status Indonesia

Laporan penggajian nonpertanian yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan Amerika Serikat menambahkan 4,8 juta pekerjaan baru pada Juni. Lebih baik dari yang diperkirakan dan terbesar sejak pemerintah mulai membuat catatan pada 1939.

Sementara itu, tingkat pengangguran turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 11,1 persen pada Juni, juga lebih baik dari yang diperkirakan.

Laporan lain dari Departemen Tenaga Kerja AS menempatkan klaim penganggguran awal pada pekan yang berakhir 27 Juni sebesar 1,43 juta, lebih buruk dari yang diperkirakan dan memberikan beberapa dukungan terhadap harga emas.

Dolar yang melemah ditambah ketakutan atas lonjakan Covid-19 memberi pengaruh terhadap kenaikan harga logam mulia.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Menteri Perdagangan Optimis Ekspor Terus Meningkat

Menurut Analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir, biasanya dolar menguat, tetapi belum, yang berarti orang masih khawatir bahwa ekonomi belum keluar dari masalah.

Sementara itu menurut Kepala Pedagang Global Investor AS, Michael Matousek, kita tidak menilai ekonomi hanya pada satu titik data untuk satu hari.

Menurutnya lagi, orang-orang berpikir ekonomi akan kembali dan bahwa Fed tidak perlu terlalu banyak menstimulasi. ***

(Penulis : Dzikri Abdi Setia)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Portal Jember (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x