Network
Awal tahun ini, salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menjadi berita utam dengan menyumbangkan koin Shiba Inu senilai 1 miliar dolar Amerika sebagai bantuan Covid-19 di India.
Kenaikan dramatisnya minggu ini bertepatan dengan meningkatnya dukungan untuk petisi Change.org yang mendesak platform perdagangan saham Robinhood untuk mencantumkan koin Shiba Inu di situs mereka. Sejauh ini, petisi tersebut telah berhasil mengumpulkan 334.500 tanda tangan.
Pada tahun 2018, Robinhood mulai memperluas penawaran crypto-nya di luar bitcoin dan ethereum dengan memasukkan litecoin dan bitcoin cash.
Tahun ini, rekor kenaikan dogecoin memberi begitu banyak tekanan pada sistem perdagangan saham crypto platform hingga hampir hancur.
Baca Juga: Bulan Kelahiran Dapat Mengungkap Kepribadian dan Masalah Kesehatan Wanita, Penjelasannya Ada Disini
Minggu ini mata uang crypto menyumbang hampir 20 persen dari pendapatan berbasis transaksi pada kuartal ketiga, atau sekitar 51 juta dolar Amerika. Peningkatan ini mencapai 860 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Salah satu juru bicara Robinhood menolak mengomentari petisi tersebut. Di sisi lain, CEO Robinhood Vladimir Tenev mengatakan bahwa platformya akan "mengevaluasi dengan hati-hati apakah kami akan menambahkan koin baru dengan cara yang aman bagi pelanggan dan sesuai dengan persyaratan peraturan."
"Kami merasa sangat, sangat senang dengan koin yang saat ini kami cantumkan di platform kami. Dan untuk setiap koin baru yang kami tambahkan, kami juga ingin merasa demikian, jika tidak lebih baik," tambahnya.
Koin Shiba Inu juga melonjak awal pekan ini, tetapi kehilangan beberapa keuntungan baru-baru ini setelah CEO Tesla Elon Musk – yang merupakan penggemar berat dogecoin – men-tweet bahwa dia tidak memiliki koin Shiba Inu.
Dalam lanjutan tweet, dia menambahkan bahwa dia telah membeli "Bitcoin, Ethereum & Doge. Itu saja." Tweet Musk telah sering menggerakkan pasar crypto.***
