Network
JURNAL PALOPO- Saat ini ada banyak orang pintar seperti kyai ataupun dukun yang di tempati untuk meminta doa. Apakah ini di perbolehkan? Ustad Adi Hidayat berikan jawabannya.
Sejatinya meminta perlindungan dari segala kesusahan hanya boleh kepada Allah SWT, namun banyak orang yang menggunakan perantara kyai atau orang pintar untuk melakukan hal tersebut.
Bahkan yang paling sering dijumpai adalah meminta meminta Kyai atau dukun, membacakan doa lewat air yang nantinya akan dikonsumsi.
Baca Juga: Rajin Sholat Tapi Tetap Nonton Film Porno, Ini Tanggapan Ustad Adi Hidayat
Ini tentu menjadi perdebatan dimana sebagian beranggapan, bahwa itu merupakan tindakan musyrik sementara yang lainnya membenarkan karena menggunakan ayat-ayat Allah.
Lalu bagaimana Ustad Adi Hidayat menanggapi permasalahan ini? Apakah memang tidak masalah meminta doa dalam bentuk air kepada kyai atau orang pintar? Berikut penjelasannya.
"Jika meminta air doa kepada Kyai maka bisa saja syirik bisa juga tidak, hal ini tergantung dari mana segi doa yang diharapkan", jawab UAH.
"Selain itu, saling mendoakan sesama muslim atau meminta para ulama untuk didoakan di perbolehkan bahkan Nabi Muhammad SAW, juga pernah minta untuk didoakan diberi kemuliaan dan kemudahan dari Allah SWT,"terang Ustad Adi Hidayat.
Baca Juga: Tingkatkan Pahala dengan Amalan Ini di hari Jumat, Kata Ustad Adi Hidayat
UAH menegaskan bahwa tidak masalah meminta doa kepada ulama tetapi syaratnya Anda juga harus ikut berdoa kepada Allah SWT.
"Jangan hanya berharap pada ulama karena sejatinya yang mengharapkan sesuatu adalah Anda sendiri," beber Adi Hidayat.
Sementara jika meminta doa karena gangguan syaitan, maka itu adalah sifatnya ruqyah, bukannya melakukan persyaratan lain yang biasanya di lakukan oleh orang pintar (dukun).
Baca Juga: Ingin Menenangkan Diri dalam Kesulitan, Ingat Pesan Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
Jika Anda menemukan hal tersebut bahkan jika pada ulama sekalipun dengan ajaran yang menyimpang, maka sebaiknya dijauhi karena bisa saja ini menggiring seseorang untuk menuju kesesatan.***
