COVID-19 Belum Usai, Kini Masyarakat Harus Bersiap Hadapi Fenomena Antariksa Aphelion

- 4 Juli 2021, 10:14 WIB
APHELION merupakan fenomena di mana posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari
APHELION merupakan fenomena di mana posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari /Instagram LAPAN/.*/Instagram @lapan_ri

JURNAL PALOPO- Ditengah permasalahan negara seperti COVID-19 yang belum usai, kini masyarakat diminta bersiap menghadapi fenomena antariksa bernama Aphelion. 

Aphelion merupakan fenomena dimana bumi berada jauh dari matahari, sehingga mengakibatkan suhu dingin yang meningkat karena tidak adanya panas dari permukaan bumi.

Fenomena Aphelion dikarenakan orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, tetapi berbentuk elips. 

Baca Juga: BREAKING NEWS: Artis Jane Shalimar Meninggal Dunia

Fenomena ini menurut Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) akan terjadi pada 06 Juli 2021.

Fenomena Antariksa ini tidak bisa dilihat seperti fenomena lainnya, namun manusia dapat merasakan langsung dampaknya yaitu cuaca atau suhu dingin yang tidak seperti biasanya. 

Fenomena Aphelion sendiri menurut Lapan merupakan hal yang lumrah terjadi ketika musim kemarau yang biasanya terjadi pada bulan Juli. 

Aphelion sendiri diperkirakan akan terjadi mulai Juli hingga Agustus, dan dampak terbesar yang biasanya dirasakan yaitu ketika pagi hari.

Baca Juga: Kisah Sukses Carney Bersaudara, Pelopor Pizza Hut yang Kini Mendunia

Karena waktu itu tutupan awan yang sedikit, dan tidak ada panas yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan malam hari sehingga permukaan bumi tidak memantulkan panas ke awan.

Selain Aphelion, sepanjang bulan Juli ini, langit Indonesia juga akan dihiasi dengan berbagai fenomena alam seperti Fase bulan perbani yang telah terjadi pada 02 Juli 2021,

Planet merkurius yang akan berada di posisi elongasi barat maksimumnya, yang puncaknya terjadi pada 05 Juli, pukul 05.00 WIB.

Matahari akan berada di atas Ka'bah pada 15 Juli 2021. Fenomena ini sendiri telah tercatat dua kali terjadi, yang pertama pada 27 Mei lalu. 

Baca Juga: Bertambah 18 Palopo Kini Catatkan 53 Kasus Positif COVID-19, Jubir: Kluster Kantor dan Keluarga

Fenomena ini disebut dengan Istiwaul A'zham yang biasa di pakai untuk mendeteksi arah kiblat di Indonesia. 

Jadi, apakah Anda siap menghadapi berbagai fenomena alam ini? Sejatinya fenomena tersebut terlepas dari penjelasan para ahli antariksa.

Ini merupakan cara nyata sang Pencipta untuk memperlihatkan kekuasaannya, jadi jangan lupa untuk selalu bersyukur.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah