Network
Singkat cerita, Arifin berkuliah di program studi Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Sambil kuliah, Arifin memanfaatkan skill nya untuk menambah penghasilan dengan menawarkan jasa instalasi listrik dari pintu ke pintu.
Beberapa tahun setelah lulus, ayahnya kemudian meninggal dan ia pun harus bekerja keras karena menjadi tulang punggung keluarga yang harus menafkahi sepuluh adiknya.
Usaha yang digeluti Arifin saat ini bermula ketika ia jeli melihat peluang dengan adanya peristiwa oil boom pada 1979-1980. Peristiwa tersebut membuat minyak bumi jadi komoditas utama kegiatan ekspor.
Arifin mengajak teman-temannya sesama alumni ITB untuk membangun perusahaan minyak dan beruntungnya saat itu pemerintah gencar melakukan pembinaan terhadap pengusaha migas lokal.
Baca Juga: Kisah Sukses Delta Hesti, Pebisnis Lulusan SD yang Berhasil Meraup Omset Miliaran Rupiah
Akhirnya, Arifin Panigoro dan teman-temannya mengembangkan Medco dan Medco menjadi salah satu mitra perusahaan pengeboran Rusia, yakni Bawden Drilling untuk mengerjakan proyek di Sumatera Selatan.
Namun, setelah beberapa waktu perusahaan tersebut menghentikan kerjasama. Meskipun begitu, Arifin dan teman-temannya nekad untuk mengambil alih proyek.
Dengan keterbatasan, Arifin memutuskan untuk membeli satu rig alat pengebor minyak agar ia bisa menjalankan usahanya. Meski bermodalkan satu rig dan kantor sempit di Wisma Harapan, Medco perusahaan Arifin bisa memenangi tender demi tender.
Hingga puncaknya, Medco dapat membeli Stanvac yang merupakan perusahaan minyak tertua di Indonesia. Sebelumnya Stanvac dikuasai asing namun kini, Arifin melalui perusahaannya Medco dapat mengambil alih.
Baca Juga: Kisah Sukses Dwifung Wirajaya Saputra, Mantan Satpam yang Kini Punya Omset 5 Miliar Perbulan
