Ketahui Hakikat Kematian dalam Al-Qur'an dan Hadist, Agar tidak Salah Mengartikan

- 6 Mei 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi Kematian.
Ilustrasi Kematian. /Pixabay/Carolynabooth

JURNAL PALOPO - Kematian adalah sesuatu yang misterius yang tidak diketahui kapan datangnya. Bisa saja hari ini, besok atau hari yang akan datang.

Meski misterius, namun setiap orang meyakini bahwa hari itu akan datang. Oleh karena itu, ada baiknya seseorang menyiapkan diri dengan bekal yang banyak.

Tetapi sayangnya, manusia sering lupa dan tidak mengingat sesuatu yang pasti ini. Banyak yang sering terlena dengan gemerlap dunia yang singkat. Jika itu terjadi Anda perlu paham hakikat kematian dalam Al-Qur'an dan Hadist. 

Baca Juga: Trik Membersihkan Minyak dan Kerak Mengendap di Wajan dengan Bahan Rumahan

Bahkan hidup tak lagi dilandasi oleh niat ibadah, tetapi hanya untuk mengejar perhiasan duniawi yang semuanya serba semu. 

Allah mengingatkan dalam surah Al-Anbiya ayat 35, bahwa “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian) dan hanya kepada Kami-lah kalian akan dikembalikan.”

Dalam surah An-nisa ayat 78 juga disebutkan, “Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta, 6 Mei 2021, Aldebaran Masih Tidak Percaya Reina Adalah Anak Nino

Oleh karena itu, ketika seseorang membicarakan perihal kematian, maka ia sedang mengingatkan dan memberi peringatan bahwa kelak setiap manusia akan kembali ke hadirat-Nya.

Saat manusia mati, maka kekayaan, kecantikan, kegagahan atau bahkan kedudukan sudah tidak berguna, dan manusia tidak akan mampu mengelak atau menolak kematian itu.

Rasulullah SAW memuji umat yang selalu mengingat kematian. Dari hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Baihaqi, Rasulullah bersabda.

Baca Juga: Tim Ducati Sedang On Fire, Joan Mir Tidak Terlalu Peduli dengan Mempertahankan Gelar Juara

“Orang cerdas adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dan mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah mati. Sementara itu, orang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya lalu berangan-angan terhadap Allah.” 

Jadi, sebagai manusia seharusnya memahami hakikat hidup di dunia agar tak selalu mengejar harta. Perbanyak bekal amalan sebelum mati karena kelak hanya amalan dan kain kafanlah yang menemani. 

Selain itu, mengingat kematian bukan berarti menginginkan kematian datang segera. Tetapi mengingat bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan bukan tempat keabadian.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah