Fakta Unik Dibalik Rebung, Sayur Bambu yang Jarang Dilirik, Tapi Jadi Komoditi Ekspor di Cina

- 13 Februari 2021, 18:29 WIB
Ilustrasi Rebung
Ilustrasi Rebung /May Hokkaido / Pixabay/

JURNALPALOPO- Mungkin Anda masih sangat asing dengan Rebung. Salah satu bagian dari rumpun bambu yang biasanya dilolah menjadi sayuran, utamanya di daerah Luwu Raya, Sulsel. 

Tidak semua wilayah di Indoensia, konsusmi jenis sayuran ini. Namun di Sulsel, rebung merupakan jenis sayuran yang banyak diburu penikmat kuliner. 

Rebung sendiri merupakan tunas muda dari bambu. Untuk Anda yang berada di wilayah perkotaan, tentu tidak mengenal jenis sayuran ini. Bahkan beberapa orang menganggapnya makanan kampung. 

Baca Juga: Bayern Munchen Resmi Mendapatkan Dayot Upamecano dari RB Leipzig

Baca Juga: Apakah Ciuman Di Bibir atau Pipi? Ketahui Arti Ciuman Pria Tentang Perasaannya Terhadap Anda

Baca Juga: Bentrokan di Afghanistan Menewaskan 4 Orang dan Beberapa Terluka saat Ledakan

Rebung memiliki kandungan protein, vitamin A, thiamin, riboflavin, karbohidrat lemak, vitamin C, serta mineral seperi kalsium, besi fosfor dan juga kalium. 

Satu hal yang paling jarang diketahui orang banyak adalah, rebung dapat bermanfaat menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Hal ini karena rebung mengandung kadar kalium sebesar 553 mg per 100 gram. 

Namun, kurangnya pengetahuan tentang kandungan manfaat dan vitamin dalam rebung, membuat daya konsumsi masyarakat kurang, dah hanya dikonsumsi di beberapa wilayah saja di Indonesia. 

Hal ini jauh berbeda dengan masyarakt di negeri Cina. Bagi warga negeri tirai bambu, rebung merupakan komoditi penting dan menjadi menu pokok harian, setahun dikonsumsi 1,3 juta ton. 

Baca Juga: Ilmuwan Telah Mengungkap Misteri Asal Mula Stonehenge, SimaK penjelasannya

Baca Juga: Studi Menemukan Jika Memiliki 4 Gejala Baru Ini, Kemungkinan Anda Menderita Covid-19

Baca Juga: Wajib Diketahui Suami Istri, Berciuman dengan Pasangan Bisa Menambah Umur yang Panjang dalam Hidup

Selain menjadi makanan harian, Cina juga menjadikan rebung kalengan sebagai komoditi ekspor. Mereka berada di urutan pertama dengan 143.00 ton, disusul Thailand 68.000 ton dan Taiwan 18.509 ton.

Berbeda dengan Indonesia, yang hingga kini masih begitu asing dengan rebung. Meski demikian secara perlahan rebung mulai diminati. ***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah