Benarkah Sindrom Patah Hati dapat Membunuh, Temukan Jawabannya di Bawah Ini

3 Januari 2021, 21:37 WIB
Benarkah Sindrom Patah Hati dapat Membunuh, Temukan Jawabannya di Bawah Ini /Pexels/ Burak Kostak/Pexels

JURNALPALOPO- Patah hati adalah sebuah kata yang tidak asing di telinga tiap orang. Bahkan mungkin semua orang pernah patah hati. Parahnya ada yang sampai terbunuh akibat patah hati.

Ditinggalkan ketika lagi sayang-sayangnya, tentu akan membuat rasa patah hati begitu sangat pedih dan sulit diungkap dengan kata-kata. 

Ketika sekarat karena patah hati, Anda memikirkannya dalam arti kiasan, tetapi bisakah cinta membunuhmu secara nyata? Bisakah kamu mati karena patah hati?

Kematian akibat patah hati mungkin sebenarnya lebih nyata dari yang Anda pikirkan. Penelitian baru telah menunjukkan bahwa, patah hati adalah kejadian nyata, yang dinamakan "sindrom patah hati" dan terjadi setelah kehilangan orang yang dicintai atau berakhirnya hubungan. Dan itu benar-benar bisa membunuh.

Baca Juga: Tiga Alasan Pria Meninggalkan Wanita Baik, Merasa Tertekan dan Tidak Mampu Bersaing

Baca Juga: Mana Rumah Impian Anda? Lihat Apa yang Diungkapkannya Tentang Kepribadian Anda

Pada tahun 2018, peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center, menemukan bahwa risiko seseorang menderita serangan jantung meningkat 21 kali lipat dalam 24 jam pertama setelah kehilangan orang yang dicintainya.

Selama lima tahun, para peneliti mewawancarai 2.000 pasien penderita serangan jantung, termasuk menanyakan pertanyaan tentang peristiwa pemicu. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko serangan jantung delapan kali lebih tinggi dari biasanya selama seminggu setelah kematian orang yang dicintai. 

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa, kesehatan seseorang menurun setelah kematian seseorang yang dekat, tetapi ini adalah penelitian pertama yang menemukan "sindrom patah hati" ini.

Baca Juga: Resah dengan Kehadiran Semut di Rumah? Ini Tips Terbaik untuk Membasminya

Baca Juga: Cara Anda Mengangkat Ibu Jari Bisa Menunjukkan Banyak Hal Tentang Kepribadian Anda

Peneliti mengaitkan peningkatan resiko dengan perasaan depresi kecemasan, dan kemarahan yang datang dengan kesedihan. 

Perasaan ini menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, yang membuat darah lebih mungkin menggumpal dan pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung.

"Rasa emosional dari patah hati sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan, yang mengarah ke serangan jantung dan semacam patah hati fisik," jelas penulis senior Murray Mittleman, MD, DrPH.

Sangat menarik untuk mempertimbangkan bahwa kematian orang yang dicintai dapat menyebabkan begitu banyak rasa sakit emosional yang pada akhirnya, rasa sakit fisik (dalam bentuk patah hati) mengikutinya.***

Editor: Naswandi

Sumber: Your Tango

Tags

Terkini

Terpopuler