SLB Menjadi Tempat Menyenangkan Bagi Guru Muda, Elwis di Bantul

2 Juli 2020, 16:12 WIB
Kain batik motif bubble. /* /

JURNALPALOPO.com – Mengajar di Sekolah Luar Biasa tentu memiliki tantangan sendiri bagi seorang guru.

Begitulah yang di alami Elwis, salah satu guru muda di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Bantul.

Menurut Elwis, mengajar di SLB selalu terasa menyenangkan. Dirinya tidak merasa takut dan malu saat memutuskan menjadi guru SLB.

Baca Juga: Hotman Sebut Kebijakan Nadiem itu Tak Berlogika, Kenapa? Ini Komentarnya

Baginya bekerja sebagai guru bagi pelajar normal tentu sudah biasa ditemui. Namun lain halnya jika berhadapan dengan siswa yang memiliki kebutuhan khusus.

Awalnya diceritakan keputusan Elwis mengambil tantangan ini karena memang keinginannya sejak sebelum lulus kuliah.

Elwis hanya mengajar paruh di SLB Bantul. Saat itu alasan utamanya mencari pengalaman mengajar dan mempersiapkan diri sebelum benar-benar terjun di SLB secara penuh.

Baca Juga: Via Aplikasi goKampus Berbagi Tips Agar Siswa Sukses Menjalani Seleksi SBMPTN

Dikutip JURNALPALOPO.com dari laman Portaljogja.com yang berjudul Mewujudkan Karya Luar Biasa dari Siswa Sekolah Luar Biasa, Setelah lulus kuliah, Elwis mengaku tidak langsung mengajar di SLB.

“Saya menjadi guru pendamping khusus di sekolah Internasional selama enam bulan hingga akhirnya saya memutuskan mengajar di SLB secara fulltime,” jelasnya.

Bagi Elwis, ada keistimewaan tersendiri ketika mengajar di SLB. Guru mengembangkan tidak hanya kemampuan akademik peserta didik, tetapi juga life skill.

Ia justru merasa bangga dan senang bisa menjadi bagian dari siswa SLB. Segala perilaku yang anak-anak tunjukkan tetap ada sisi menyenangkan.

Baca Juga: Terkait Perkuliahan Online, Mahasiswa IAIN Palopo Gelar Unjuk Rasa

Seorang guru harus dapat mengajarkan pengetahuan sederhana bagi orang lain, tetapi sangat berarti bagi mereka dan keluarga. Karena siswa SLB tentunya berbeda perilak siswa normal.

“Contohnya seperti kemampuan makan sendiri, menjaga kebersihan diri dan aktifitas aktifitas harian lainnya,” jelasnya.

Menyandang guru SLB perlu memilliki kejelian mengetahui potensi anak yang kadang tertutupi keterbatasan yang mereka miliki. Karena itu setiap lulusan pendidikan luar biasa selalu dibekali keterampilan mengassessment.

Guru harus membantu menemukan dan mengenali potensi setiap anak berkebutuhan khusus. Selanjutnya dibuatkan program untuk mengembangkan selama menempuh pendidikan di SLB.

Baca Juga: Bentuk Bakti UGM pada Masyarakat Melalui KKN-PPM Daring Periode Kedua

Meskipun tidak jarang Elwis menemukan siswa mulai tantrum atau marah seperti membuang benda-benda di sekitar atau merusak apapun di dekatnya.

Baginya, realitas itu menjadi tantangan agar bisa menjaga diri dan mendidik siswa dengan baik. Harus bisa mengajarkan supaya mereka tetap aman.

Elwis berharap semua guru SLB tetap semangat dan selalu bekerja.

“Berkarya dan berusaha dengan segenap kemampuan dengan tulus ikhlas untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.***

(Penulis : Novia Intan)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Portal Jogja (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler