Gravitasi Matahari, Bulan dan Bumi pada Pergerakan Lempeng Bumi jadi Salah Satu Penyebab Bencana Alam

26 Januari 2022, 06:05 WIB
ilustrasi pergerakan lempeng bumi yang dipengaruhi oleh gravitasi matahari, bulan dan bumi. /pixabay/qimono

JURNAL PALOPO - Lempeng tektonik yang menyusun cangkang kaku pada lapisan bumi selalu bergerak dan mempengaruhi kehidupan di planet ini dengan berbagai cara.

Lempeng-lempeng besar ini mungkin bergerak lambat, tetapi topografi unik dari bumi tercipta dari pergerakan-pergerakan mereka seperti pegunungan, jurang, pulau-pulau individual, kepulauan, dan palung laut.

Menurut para ilmuan, interaksi gravitasi antara bumi, bulan dan matahari dapat menyebabkan lempeng tektonik bergerak.

Baca Juga: Lirik Lagu Pieces dari L'Arc en Ciel, Ungkap Kisah Cinta Seorang Ayah pada Sang Anak

Gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami, semuanya juga merupakan hasil dari perubahan litosfer yang konstan.

Lempeng tektonik rata-rata dapat bergerak sekitar 40mm per tahun. Yang tercepat, Lempeng Nazca di barat Amerika Selatan, bergerak sekitar 160mm per tahun.

Konsensus utama mengenai apa yang mendorong pergerakan lempeng telah lama menetap pada arus konveksi di dalam mantel bumi, yang berteori bahwa pergerakan sejumlah besar energi panas menyeret lempeng dari bawah.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Geological Society of America dari para ilmuwan di Universitas Washington di St Louis mengusulkan tidak ada cukup energi di dalam bumi yang dapat menggerakkan lempeng tektonik.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini 26 Januari 2022 dan Link Live Streaming Ikatan Cinta, Amanah Wali S5

Sebaliknya gaya gravitasi yang tidak seimbang antara bumi, bulan dan matahari bersama-sama mendorong sirkulasi keseluruhan.

Para peneliti mengatakan lempeng bumi mungkin bergeser karena matahari memberikan tarikan gravitasi yang begitu kuat di bulan sehingga menyebabkan orbit bulan di sekitar bumi menjadi memanjang.

Seiring waktu, posisi barycentre, atau pusat massa antara benda-benda yang mengorbit bumi dan bulan, telah bergerak lebih dekat ke permukaan bumi.

Sekarang berosilasi 600km per bulan relatif terhadap geocenter (pusat bumi), kata para ilmuwan. Ini menimbulkan tekanan internal saat bumi terus berputar.

Baca Juga: Mencari Duet Ideal Wiljan Pluim di PSM Makassar, dari Si Mantan Hingga Andalan PSIS Semarang

“Karena barycentre yang berosilasi terletak sekitar 4.600 km dari geocentre, percepatan orbital tangensial dan tarikan matahari tidak seimbang kecuali di barycentre,” kata Profesor Anne Hofmeister, yang memimpin penelitian dikutip dari media The Independent.

“Lapisan interior planet yang hangat, tebal, dan kuat dapat menahan tekanan ini, tetapi litosfernya yang tipis, dingin, dan rapuh merespons dengan retakan.”

Variasi gerakan lempeng berasal dari perubahan ukuran dan arah gaya gravitasi yang tidak seimbang dengan waktu.

Sulit bagi para peneliti untuk menguji teori ini. Mereka menyarankan pemeriksaan lebih dekat dengan kerak Pluto yang dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang bagaimana lempeng tektonik merespons gaya gravitasi.

Baca Juga: Bentrok Bali United vs Borneo FC, 4 Pilar Pesut Etam Absen, Tuan Rumah Siap Segel 3 Poin

"Satu tes akan menjadi pemeriksaan rinci dari tektonik Pluto, yang terlalu kecil dan dingin untuk konveksi tetapi memiliki bulan raksasa dan permukaan yang sangat muda," kata Profesor Hofmeister.

Studi ini juga mencakup perbandingan planet berbatu yang menunjukkan bahwa keberadaan, umur panjang vulkanisme dan tektonisme bergantung pada kombinasi tertentu dari ukuran, orientasi orbit bulan, kedekatan dengan matahari dan kecepatan putaran dan pendinginan tubuh.

"Bumi adalah satu-satunya planet berbatu dengan semua faktor yang dibutuhkan untuk lempeng tektonik," kata Profesor Hofmeister.

“Bulan besar kita yang unik dan jarak tertentu dari matahari sangat penting,” tambahnya.

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler