Strategi Marcus/Kevin Dalam Mempertahakan Tradisi Emas Olimpiade

- 20 Juni 2020, 20:25 WIB
Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon saat meraih emas pada Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. /nusabali.com
Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon saat meraih emas pada Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. /nusabali.com /Gunawan/

JURNALPALOPO.com - Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, mengaku selalu diberi target tertinggi dalam setiap turnamen yang diikuti termasuk dari sponsor mereka. 

"Kami diberi target gelar juara dunia tahun lalu dan tahun ini harusnya diberi target dapat medali apapun di Olimpiade. Tapi karena tahun lalu tidak dapat gelar juara dunia, maka target di Olimpiade dinaikkan jadi harus medali emas," ujar Kevin, Rabu, 17 Juni 2020.

Menjadi penguasa ganda putra dalam beberapa tahun terakhir tidak serta merta membuat mereka tidak mempunyai lawan yang seimbang, mereka juga punya musuh bebuyutan yang sulit mereka taklukkan. Dalam beberapa kali pertemuan, mereka sempat mendapat perlawanan sengit dari ganda putra Cina, Han Chen Kai/Zhou Hao Dong serta Choi Solgyu/Seo Seung Jae dari Korea. Namun dipertemuan terakhir kedua ganda putra ini berhasil ditaklukkan Kevin/Marcus.

Baca Juga: Balapan di Isle of Man TT, Marc Marquez Ogah Pertaruhkan Nyawa

Kendati menyandang peringkat pertama dalam ranking dunia BWF untuk ganda putra, Marcus/Kevin belum pernah menjadi juara dunia.

Pada 2019, Marcus/Kevin memenangi sembilan titel BWF World Tour.

Mereka juga memulai tahun 2020 dengan memenangi Indonesia Masters 2020 dan menjadi finalis All England Open 2020.

Di sisi lain, kedigdayaan Marcus/Kevin membuat gaya main mereka rentan terbaca lawan yang penasaran ingin menang.

Baca Juga: Bertepatan dengan Gerhana Matahari Cincin, Presiden Jokowi Hari Ini Genap 59 Tahun

Dikutip dari Badminton Indonesia, Marcus mengakui permainan mereka sering dipelajari, apalagi sekarang orang bisa melakukannya dengan rekaman video.

Marcus/Kevin sadar akan hal tersebut.

"Habis main saya suka ngobrol sama Kevin, banyak tanya kurang saya di mana, biar enak mainnya. Saya dan Kevin harus terus mengubah gaya main dan banyak belajar. Perkembangan pasti selalu ada. Kalau tidak demikian, permainan kami akan monoton," ujar Marcus yang akrab disapa Sinyo ini.

Tidak hanya dari luar negeri, tantangan Kevin / Marcus juga datang dari negeri sendiri. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang sehari-hari menjadi teman latihan di Pelatnas Cipayung, sering juga menjadi lawan di pertandingan.

Baca Juga: Diimbangi Sevilla, Barcelona Gagal Perlebar Jarak dengan Real Madrid

"Sebetulnya kami sudah tahu kelemahan dan kelebihan masing-masing. Di pertandingan itu mental juga berpengaruh" ungkap Marcus Fernaldi Gideon.

Namun, ia mengaku butuh lebih banyak belajar soal kepercayaan diri dari Kevin.

Berperingkat teratas dunia membuat tekanan yang dirasakan Marcus/Kevin semakin berat. Hal itu diakui Marcus Gideon sendiri. Keduanya bisa dibilang gagal jika hanya sampai final atau hanya berstatus runner-up.

“Tekanan itu pasti banyak, apalagi makin ke atas, makin banyak tekanan. Kalau bertanding pasti targetnya juara. Kalau sampai final saja dibilang gagal,” ucap pemain berusia 29 tahun tersebut.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x