Dalam kunjungannya ke Ukraina, perdana menteri menegaskan pihaknya tidak akan ragu melindungi pelayaran komersial.
"Kami tidak akan ragu untuk melindungi nyawa dan memastikan keamanan pelayaran komersial," seperti dikutip Jurnal Palopo dari Sky News.
Ia menyatakan bahwa tindakan ini harus memberikan pesan kuat bahwa pelanggaran hukum internasional tidak akan diabaikan.
Para pejabat AS mengindikasikan bahwa serangan dilakukan dengan rudal Tomahawk, jet tempur, dan kapal selam.
Baca Juga: Menuju Sukses CPNS 2024: Persiapan Tes, Kisi-Kisi Soal, dan Panduan Pendaftaran Online
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa serangan ini adalah pesan jelas bahwa Amerika Serikat dan mitranya tidak akan mentolerir serangan terhadap personel atau gangguan terhadap kebebasan navigasi di rute komersial penting.
Biden mengungkapkan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda terhadap aksi militer tersebut.
Sementara itu, Nasr Aldeen Amer, wakil presiden otoritas media Houthi di Sana'a, mengutuk serangan tersebut sebagai "agresi brutal" yang dilakukan oleh Amerika.
Pejabat Houthi itu bersumpah akan merespon dan membuat Amerika dan sekutunya membayar konsekuensinya.
Baca Juga: Pantas Netizen Indonesia Cukup Ditakuti, Ternyata Nomor 1 di Dunia Dalam Hal Ini, Patut Dibanggakan?