Pasalnya Barat dalam hal ini Amerika sebagai pengontrol pembayaran dengan nilai Dollar.
Jadi setiap pembayaran dengan nilai tersebut harus melewati New York.
"Memang tantangannya karena Barat ini mengontrol teknologi payment. Setiap pengiriman Dollar harus melalui New York," ucap Sandiaga.
Baca Juga: Waspada Virus Cacar Monyet, Indonesia Sudah Jebol, Kenali Gejalanya
Apabila Indonesia melakukan transaksi dengan Rusia dengan nilai Dollar.
Maka ketakutan yang terjadi Amerika akan mematikan SWIFT sebagai jalur komunikasi perbankan Indonesia dan dunia.
Meski begitu menurut Sandi, Rusia menyarankan pembayaran dapat dilakukan dengan mata uang Rubel.
"Kata Rusia tak perlu takut, bayar pakai Rubel saja. Ini teman-teman di keuangan lagi menghitung," tambahnya.
Memang dalam beberapa tahun terakhir Rusia bukanlah penyuplai minyak Indonesia.