Soroti Korupsi yang Semakin Meluas, Mahfud MD: Hukum Agama juga Bisa Diperjualbelikan

- 7 Juni 2021, 21:29 WIB
Soroti Korupsi yang Semakin Meluas, Mahfud MD: Hukum Agama juga Bisa Diperjualbelikan
Soroti Korupsi yang Semakin Meluas, Mahfud MD: Hukum Agama juga Bisa Diperjualbelikan /Instagram@mohmahfudmd/

JURNAL PALOPO - Di tengah praktik korupsi yang semakin meluas, Mahfud MD menyatakan betapa tidak mudah menghadapi persoalan yang sudah mengakar tersebut.

Praktik korupsi semakin meluas karena hukum tidak lagi dijiwai oleh semangat moralitas.

Hukum hanya digunakan sebagai dalil pembenaran agar kebenaran formal terpenuhi. Hukum dengan mudahnya dapat diperjualbelikan bahkan oleh lembaga penegak hukum sekalipun. 

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Boroknya Praktik Korupsi Saat Ini, Lebih Gila dari Orde Baru

Dalam sebuah dialog di Universitas Gadjah Mada pada Sabtu, 5 Juni 2021 Mahfud MD menyebut banyak orang yang beranggapan jika menggunakan hukum dunia atau hukum positif tidak akan berhasil memberantas korupsi. 

Bahkan, Mahfud MD menyatakan di antara mereka ada yang memberikan saran untuk menggunakan hukum agama agar pemberantasan korupsi dapat optimal. 

Menjawab hal tersebut, Mahfud MD menyebut jika pemberantasan korupsi menggunakan hukum agama pun masih dapat diperjualbelilan.

"Ngga juga, agama bisa dijualbelikan karena dalam hukum agama pun sama. Mau milih ini dalilnya ada, mau milih itu dalilnya ada," kata Mahfud MD. 

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Korupsi Saat Ini Jauh Lebih Gila dari Zaman Orde Baru

Mahfud MD pun memberikan contoh tentang pembunuhan dalam hukum agama. Dalam hukum agama, ada dalil yang memperbolehkan pembunuhan dan ada juga yang dalil yang melarang pembunuhan. 

Bahkan di bidang ekonomi pun sama. Hadits Nabi SAW sebagai salah satu sumber humum islam, ada yang mengajarkan kemiskinan ada juga yang mengajarkan kekayaan.

Mahfud MD menyampaikan sebuah hadits riwayat Turmudzi yang memerintahkan untuk bekerja keras dalam mengejar kepentingan dunia seolah akan hidup selamanya dan agar tidak membeni orang lain. Orang kaya lebih kuat daripada orang islam yang miskin.

Namun, ada dalil berisi doa Nabi SAW yang seolah meminta untuk miskin.

Baca Juga: Info CPNS 2021: Badan Narkotika Nasional Sediakan 148 Formasi CPNS, Ini Daftar Kualifikasi Pendidikan

"Ya Allah jadikan saya orang miskin, matikan saya dalam keadanaan miskin, bangkitkan saya bersama orang miskin," begitu doa Nabi seperti yang disampaikan Mahfud MD. 

Mahmud MD menegaskan bahwa perbedaan tersebut tergantung konteksnya. Nabi SAW memerintahkan untuk kaya agar tidak bergantung kepada orang lain dan tidak kufur. 

Namun saat Nabi SAW berdoa ingin miskin, doa tersebut adalah doa untu dirinya sendiri karena rasa sayang dan kasihan dengan orang-orang miskin. karena sayang dengan orang miskin, kasihan.

Baca Juga: Lahir Terbatas Fisik, Tia Mampu Membuat Kerajinan Tangan dan Sangat Mengidolakan Deddy Corbuzier

Beberapa contoh tersebut dijelaskan Mahfud MD untuk menggambarkan bahwa hukum Islam sama saja dengan hukum positif dimana keduanya masih memiliki potensi untuk diperjualbelikan.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah