Kisah Dokter Forensik Detik Detik Eksekusi Hukuman Mati, dr. Hastry: Banyak Bayangan Putih di Kamera

- 23 Maret 2021, 12:06 WIB
Kisah Dokter Forensik Detik Detik Eksekusi Hukuman Mati, dr. Hastry: Banyak Bayangan Putih di Kamera
Kisah Dokter Forensik Detik Detik Eksekusi Hukuman Mati, dr. Hastry: Banyak Bayangan Putih di Kamera /Tangkap Layar Channel YouTube @Denny Darko/Jurnal Palopo

JURNALPALOPO- dr. Hastry adalah dokter forensik yang menyaksikan dan pentu titik tembak, beberapa terpidana hukuman mati, termasuk pelaku Bom Bali, dan Bandar narkoba Freddy Budiman.

Kombes Pol Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti Sp F, yang dikenal sebagai polisi wanita (Polwan) pertama di Asia yang bergelar dokter spesialis forensik.

Dokter forensik yang lahir di Jakarta, 23 Agustus 1970, yang bertugas memeriksa kesehatan napi yang terkena hukuman eksekusi mati.

Baca Juga: Tes psikologi: Hal Pertama Kali Terlihat Digambar akan Mengungkapkan Apa yang Anda Butuhkan dari Hidup

Baca Juga: Intip Profil dan Perjalanan Karir Irene kharisma Sukandar, WGM Penakluk Dewa Kipas 3-0

Baca Juga: Pilih yang Kalian Takuti di Gambar dan Temukan Ciri-ciri Kepribadian Tersembunyi Anda

Tentu Anda tidak asing dengan Nusakambangan. Sebuah pulau tersendiri, maksimum rises dan seperti alcatraz amerika, merupakan penjara yang dikhususkan untuk narapidana  yang berbahaya atau penjara dengan keamanan ketat.

Bersama tim Brimob, Hestry sebagai Kepala Sub Bagian Dotpol bidang Dokkes Polda Jawa Tengah, membantu proses eksekusi terpidana hukuman mati, pada tahun 2008, 2012, 2014 dan terakhir pada tahun 2016.

Dia bertugas membantu dan mempermudah Tim dari Polda, Mabes dan Densus 88, dalam melakukan eksekusi mati, di pulau Nusakambangan.

Hesty beserta tim dan rombongan akan menyebrang, dan tinggal di Pulau Nusakambangan dengan menggunakan tenda, mereka akan berangkat sehari sebelum eksekusi dilakukan.

Baca Juga: Pelaku Penipuan Miliki Bayi 8 Bulan Berpeluang Bebas, Kapolres Palopo: Restorative Justice Bisa Jadi Solusi

Baca Juga: Irene Kharisma Sukandar Menang Telak Atas Dewa Kipas Hingga Duduki Trending 1 YouTube

Baca Juga: Hindari Konsumsi Terlalu Banyak Kayu Manis, Jika Tidak Ingin Mengalami Masalah Pernapasan

Sebelum berangkat dr. Hestry dan tim, mengadakan rapat, latihan bersama tim Brimob dan persiapan lainnya. Tentang bagaimana proses dan cara mereka dieksekusi, cara memakaikan baju, cara mengikat napi ditiang, dan cara menetukan titik tembaknya.

Sehari sebelum eksekusi, Hestry selaku tim dokter melakukan pemeriksaan, apakah pelaku tidak dalam keadaan sakit, tidak ada luka dan benar-benar mereka dalam keadaan sehat.

Serta dilakukan pendekatan dari segi rohani, denga tim yang berbeda. Setelah itu tim menyiapkan meja, air, peti, kafan atau bahkan baju (jika pelaku memintanya). 

“saya hanya ingin merawat mereka sampai meninggal dengan baik, dan diterima keluarganya dengan keadaan baik,” tutur dr. hestry sebagai bintang tamu dalam podcast, Channel Youtube Denny Darko, yang tanyang pada tanggal, 19 Maret 2021.

Baca Juga: Hasil Piala Menpora, Pemain Lokal PSM Makassar Pecundangi Skuat Bertabur Bintang Persija Jakarta 2-0

Baca Juga: Tanaman Herbal Jahe, Selain Turunkan Resiko Kanker juga Miliki Efek Samping Pengaruhi Jantung

Baca Juga: Ibrahimovic Pecundangi Franck Ribery dan Fiorentina, AC Milan Menang 3-2 dalam Lanjutan Liga Italia

“seperti apa dok, orang yang tau esoknya dia akan mati,” tanya Denny Darko

“Ada beberapa napi yang benar-benar ikhlas, baik, zikir termasuk Freddy Budiman, dan tegantung keyakinannya, tapi ada juga yang tidak koperatif, seperti marah-marah bahkan tidak berdoa,” jawab dr. Hestry.

Waktu eksekusi jam 12 malam, napi menggunakan pakai berwarna putih, yang terdapat spotlight berwarna hitam sebagai titik sasaran tembak eksekusi.

Titiknya berada tepat dijantung dengan jarak tembak 7 meter, dan terdapat 5 sampai 8 orang sebagai eksikator agar tidak membuat napi menderita, sehingga meninggal langsung, dan besok pagi dipulangkan ke keluarga.

Baca Juga: Kuis K-Drama Star Up, Buktikan Anda Penggemar Sejati dengan Menjawab 6 Soal Berikut

Baca Juga: Kabar Duka: Tengah Hamil 6 Bulan, Dinda Hauw dan Rey Mbayang Positif Covid-19

Baca Juga: Diskon Hingga 90 Persen PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Setelah penembakan tunggu setengah jam, tim forensik dijemput untuk melakukan pemeriksaan dan dinyatakan meninggal oleh dokter forensik.

Tahun 2016, ada delapan napi, yang dieksekusi mati, semua terkait kasus narkoba, termasuk Bali Nine dan Freddy Budiman. 

Hestry menuturkan menjelang detik-detik eksekusi, suasana hening, namun terasa ramai, terasa banyak penonton, dan jika terlihat dikamera, banyak bayangan putih-putih.

“kadang lihat yang aneh-aneh, merasa ramai, dan banyak bayangan putih terlihat dikamera, teman-teman yang tidak nampak ikut nonton,” tutur Hesty. 

Baca Juga: Hasil Liga Italia: Juventus Tumbang di Allianz Arena dari Benevento, Gol Ronaldo Dianulir

Baca Juga: Istri Ditahan Akibat Pencurian, Suami: Demi Bayi Berusia 8 Bulan Tolong Maafkan Suleha

Baca Juga: Wakil Wali Kota Palopo Resmikan Masjid, RMB: Jangan Hanya jadi Pajangan, Ramaikan Tiap Saat

Setelah dieksekusi dan dinyataka meninggal, tim forensik dr. Hestry dan didampingi satu perawat kembali menjalankan tugasnya.

Seperti melepas baju eksekusi, diambi pelurunnya, kemudian dijahit, yang mau dibawa keluar negeri diberikan pengawet.

Bagi muslim di kafani dan sholatakan, kemudian dimasukkan kedalam peti. Jika yang tidak diambil oleh keluarganya akan dimakamkan langsung.***

Editor: Naswandi

Sumber: YouTube @Denny Darko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah