Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Besar Saat Musim Kemarau di Rilis BMKG

20 Juli 2020, 20:41 WIB
Tampilan Satelit Himawari - 8. //BMKG/Citra Satelit Himawari - 8/

JURNALPALOPO.COM - Kondisi cuaca yang terkadang berubah membuat BMKG merilis prakiraan cuaca.

Cuaca yang biasanya terjadi hujan, cerah, maupun mendung, sangat berpengaruh terhadap aktivitas kita sehari-hari.

Cuaca ekstrem yang terjadi seperti hujan besar masih mengguyur sebagian wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Press Conference BNPB Terkait Bencana Banjir Bandang Luwu Utara

Hujan melanda sebagian wilayah sehingga mengakibatkan banjir pada wilayah ekstrem, dimana hujannya bervolume tinggi.

Prakiraan cuaca dari BMKG, yang sebagian wilayah di Indonesia bagian selatan memasuki musim kemarau. Akan tetapi, pada wilayah ekuator masih berpotensi mengalami curah hujan tinggi.

Indonesia berada di sekitar garis ekuator serta diapit oleh dua samudera dan dua benua besar sehingga memiliki cuaca dan iklim yang khas.

Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, hal tersebut membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringandan sejumlah wilayah dilanda hujan ekstrem.

Baca Juga: Disinyalir Berada di Malaysia, MAKI Minta Jokowi Turun Tangan Pulangkan Djoko Djandra

"Contohnya pada saat musim kemarau melanda hampir di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan, wilayah Indonesia bagian tengah mulai Sulawesi Tengah, Maluku hingga Papua bagian utara malah berpotensi mendapatkan curah hujanrelatif tinggi dalam dua dasarian (20 hari) ke depan".

Artikel ini telah ditayangkan sebelumnya oleh Pikiran Rakyat.com dengan judul BMKG Ungkap Wilayah yang Berpotensi Hujan Besar saat Musim Kemarau, Simak Daftarnya.

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, musim kemarau masih akan terus berlangsung hingga bulan Oktober.

Deputi Klimatologi BMKG, Herizal, menjelaskan, dari 342 daerah Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 64 persennya telah memasuki musim kemarau hingga pertengahan Juli.

Baca Juga: Curhatan Prabowo, Hashim Kaget Mendengar Sang Kakak Kembalikan Uang Rp 50 Triliun

Hal ini terjadi seiring dominannya sirkulasi angin Munson Australia yang kering dan bertiup dari arah timur menuju tenggara.

Wilayah yang memasuki musim kemarau adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Barat, DKI Jakarta bagian barat dan timur, pesisir utara Banten, pesisir timur Jambi, Riau dan Aceh, Sumatera Utara bagian tengah, utara dan timur.

Serta Kalimantan Selatan bagian barat, Kalimantan Tengah bagian timur, Sulawesi Barat bagian selatan, pesisir barat Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan.

Begitu juga dengan Maluku bagian barat, Papua Barat bagian timur, serta Papua bagian tengah, selatan dan utara.

Baca Juga: Penjelasan Mahfud MD Terkait BIN Tak Lagi Dikoordinasikan Kemenko Polhukam

Dari wilayah yang memasuki musim kemarau, 30 persen ZOM mengalami kondisi kering berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) berutut-turut atau deret hari kering bervariasi antara 21 sampai 30 hari, 31 sampai 60 hari, dan di atas 61 hari.

HTH terpanjang terjadi di Oepoi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur selama 70 hari. Sementara itu, prediksi Hujan BMKG hingga sembilan bulan ke depan menunjukkan musim kemarau secara umum akan berlangsung hingga bulan Oktober 2020," ujar Herizal.

Akan tetapi, bagi daerah yang belum mengalami musim kemarau juga perlu mewaspadai adanya potensi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi dalam empat bulan ke depan.

Daerah tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumbar, Kalbar, Kaltara, Sultra, Sulteng, Sulbar, Maluku Utara, Papua Barat dan sebagian Papua yang berpotensi terjadi pada Juli.

Baca Juga: PDIP Menampik Kabar Terpilihnya Gibran yang Dikaitkan dengan Isu Reshuffle

Sebagian Aceh, Sumbar, Kalbar, Kaltara, Sulbar, Maluku Utara, Papua Barat dan sebagian Papua yang berpotensi terjadi pada Agustus.

Aceh, sebagian Sumut, Sumbar, Kalbar dan Kaltara, Sulbar, Papua Barat dan sebagian Papua yang berpotensi terjadi pada September 2020.

Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Kalbar, Kaltara, Sulbar, Papua Barat dan sebagian besar Papua yang berpotensi terjadi pada bulan Oktober 2020.***

Penulis : ( Tita Salsabila )

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler