Jokowi Marah kepada Menterinya, Fahri Hamzah sebut ini Tidak Biasa

7 Juli 2020, 07:57 WIB
Presiden Joko Widodo. /Twitter/@jokowi /

JURNALPALOPO.COM - Beberapa hari yang lalu, Presiden Joko Widodo sempat marah besar kepada para menterinya. Jokowi bahkan mengancam akan melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Presiden menilai kinerja para menterinya tidak memiliki progres dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Fahri Hamzah menganggap kemarahan Jokowi tersebut tidak biasa. Ia menilai banyak kata dari Presiden yang cukup menyentak bagi para menteri.

Baca Juga: Bahas Kabinet, Airlangga Sowan ke Prabowo

"Presiden ini cukup sering marah tapi kali ini saya mendengar banyak kata-katanya yang cukup menyentakkan. Ya misalnya ada menteri yang dianggap tidak punya hati. Dengan mengajak menteri dan para pejabat lembaga-lembaga negara miliki sense of crisis bahkan beliau memakai kata-kata mau menunggu rakyat mati dulu baru ditolong," kata Fahri di Instagram, Senin, 6 Juli 2020.

Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional  (DPN) Partai Gelora ini menyayangkan sikap pemerintah yang memperlihatkan kemarahan terbuka dihadapan publik tanpa adanya tindak lanjut.

"Tapi kalau kemudian presiden hanya mengungkapkan kata-kata itu dan juga tidak kelihatan ada follow up yang terbuka ya di mata publik, artinya kemarahannya terbuka harusnya kan follow up-nya terbuka juga dong," katanya.

"Sayang sekali ini artinya metode komunikasi yang tidak terlalu baik bahwa kemudian presiden tidak menunjukkan follow up dari kemarahannya itu, kecuali kalau kemudian menterinya merespons ini kan menterinya juga diam," sambungnya.

Baca Juga: Ahok Masuk dalam Susunan Kabinet Indonesia Maju, Ini Saran Refly Harun

Disadur dari Warta Ekonomi, Fahri menganggap tindak lanjut dari kemarahan Jokowi seharusnya dapat diperlihatkan kepada masyarakat. Sebab, masyarakat kini menunggu kinerja menteri yang lebih baik.

"Pengangguran tambah banyak, orang miskin tambah banyak, orang susah tambah banyak, kita kasih BLT sampai kapan? Duit kita kan masih ada batasannya sampai kemudian orang diajar untuk membangun dirinya sendiri dari bawah. Yang begini-begini kan perlu jawaban terbuka," ucapnya.

Di sisi lain, Fahri menyampaikan ada tiga kategori menteri. Pertama, menteri yang mempunyai kedekatan dengan presiden. Kedua, menteri yang profesional. Ketiga, menteri titipan.

Fahri mengkhawatirkan kinerja menteri yang dianggap buruk hingga membuat Jokowi marah karena banyaknya menteri titipan.

Baca Juga: Ledakan Terjadi di Menteng, Polisi Masih Selidiki Asal Penyebabnya

"Saya khawatir yang ketiga ini terlalu banyak titipan padahal tidak profesional dan presiden mungkin juga sudah enggak senang sama dia akhirnya kabinet kelihatan kacau. Presiden merasa kerja sendiri, buktinya presiden bisa meledak seperti itu," pungkasnya.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler