Pasutri Ciuman Bibir dan Bercumbu saat Puasa Ramadhan, Batalkah? Begini Ulasan Dalil Dasar Hukumnya

- 20 Maret 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi Ciuman / batalkan puasa Ramadhan akibat bercumbu.
Ilustrasi Ciuman / batalkan puasa Ramadhan akibat bercumbu. /Pixabay

أما إن وطئ دون الفرج أو قبل أو باشر فلم ينزل فهو على صومه لا قضاء عليه ولا كفارة، وإن أنزل فقد أفطر ولزمه القضاء إجماعا

Jika seseorang mewathi’ selain farji’, atau berciuman dan bermesraan tanpa ada sperma yang keluar, maka puasanya tetap dinilai sah, tak perlu diqadha dan tak perlu membayar kafarat. 

Namun jika spermanya keluar, maka puasanya batal dan wajib mengqadha puasa tersebut menurut kesepakatan para ulama.

Ada pula hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Sayidah Aisyah, dia berkata:

Baca Juga: Doa dan Makna Puasa Ramadhan ke-8, Pahala Seperti Amal Enam Puluh Ribu Ahli Ibadah

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ وَلَكِنَّهُ كَانَ أَمْلَكَكُمْ لِإِرْبِهِ

Artinya:

Nabi Saw pernah mencium sedangkan beliau berpuasa, dan beliau pun pernah bercumbu sedangkan beliau berpuasa, tetapi beliau lebih dapat menahan nafsunya.

Hanya saja hal ini disarankan untuk tidak terjadi, mengingat resiko bangkitnya nafsu sangat besar.

Ketika bangkitkan nafsu, maka hukumya adalah haram.

Halaman:

Editor: Sari Maya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x