Secara global, diperkirakan arsenik dalam beras merupakan penyebab lebih dari 50.000 kematian prematur yang dapat dihindari per tahunnya.
Arsenik muncul secara alami di dalam tanah dan meningkat di lokasi yang menggunakan herbisida berbasis arsenik atau air yang dicampur dengan toksin untuk keperluan irigasi.
Faktanya padi ditanam dengan kondisi lahan berair dan ini menarik arsenik keluar dari tanah hingga memasuki air, sebelum akhirnya diserap oleh tanaman.
Beras sangat rentan karena arsenik dapat meniru bahan kimia lain yang diserap tanaman melalui sistem akarnya.
Baca Juga: Selain Meredakan Sariawan, Ada 6 Manfaat lain dari Tanaman Lidah Buaya
Artikel ini telah ditayangkan sebelumnya oleh Galamedia dengan judul Picu Penyakit Jantung, Kandungan Arsenik pada Padi Alasan Ilmiah Jangan (Terlalu Banyak) Makan Nasi.
Ini memungkinkan toksin lolos dari pertahanan alami tanaman. Para peneliti di universitas Manchester dan Salford mempelajari konsumsi beras di Inggris dan Wales serta prevalensi penyakit kardiovaskular yang disebabkan paparan arsenik.
Para akademisi juga mengubah data untuk memperhitungkan faktor-faktor lain yang diketahui berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, seperti obesitas, merokok, dan usia.
Profesor David Polya dari The University of Manchester yang terlibat dalam penelitian mengatakan, “Studi menunjukkan 25 persen konsumen beras tertinggi di Inggris dan Wales memiliki risiko kematian kardiovaskular lebih besar akibat paparan arsenik anorganik dibandingkan 25 persen konsumen beras terendah”.
Baca Juga: Manfaat Cemilan Biji Bunga Matahari (Kuaci), Salah satunya dapat Menurunkan Berat Badan