Network
JURNAL PALOPO - Hidup di muka bumi ini ada banyak perbedaan antar sesama individu dan salah satu diantaranya adalah status sosial yakni kaya dan miskin.
Seperti yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa kesehatan berkorelasi dengan status sosial ekonomi dan gaya hidup individu.
Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan ini telah dikuatkan dari beberapa penelitian yang dilakukan di seluruh dunia.
Baca Juga: Susah Move On? Cek Alasannya melalui Zodiak Anda: Libra Suka di Zona Nyaman, Libra Keras Kepala
Lantas apakah arti kemiskinan itu, simak penjelasannya di bawah ini dan temukan pula dampaknya, sebagaimana yang dikutip Jurnal Palopo dari news medical.
Kemiskinan adalah bagi individu, keluarga atau komunitas dalam suatu populasi yang hidup kekurangan sumber daya untuk memperoleh makanan dan sulit berpartisipasi dalam gaya hidup.
Di Inggris, bagi mereka yang menerima tunjangan kesejahteraan, digunakan sebagai ukuran kemiskinan.
Ukuran obyektif dan subyektif dari kekurangan materi juga telah digunakan sebagai ukuran kemiskinan, ini mencakup perayaan, pakaian yang sesuai untuk segala cuaca, kemampuan untuk pergi berlibur, serta akses ke seperti mobil.
Baca Juga: Punya Manfaat Lebih dari yang Lainnya, Ini 14 Sayuran Paling Padat Nutrisi
- Kemiskinan dalam konteks faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan
Pada tahun 2000, Rencana Aksi Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2013 hingga 2020 untuk Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular telah menargetkan tujuh faktor risiko.
Adapun yang termasuk diantaranya adalah penggunaan alkohol, aktivitas fisik yang tidak mencukupi, penggunaan tembakau, peningkatan tekanan darah, peningkatan asupan garam atau natrium, diabetes dan obesitas.
Studi besar kolaborasi Beban Penyakit Global, menemukan faktor risiko yang terkait dengan beban penyakit dan cedera di 21 wilayah dunia.
Baca Juga: Tekan Bali United, Persib Bandung Termotivasi Kalahkan Madura United
Dalam hal tersebut, keadaan sosial-ekonomi termasuk. Bahkan paling buruk di prediktor terkuat dari morbiditas dan mortalitas dini di seluruh dunia.
Disamping itu, kemiskinan tidak dianggap sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi di kedua strategi kesehatan global.
Status sosial ekonomi mengacu pada ukuran posisi ekonomi dan sosial individu atau keluarga relatif terhadap orang lain dalam suatu populasi.
Hal ini dinilai dari pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Tentara Rusia, Dianggap Sudah Tidak Ada hingga Ditembak Mati jika Pulang
Meskipun faktor-faktor tersebut diketahui mempengaruhi kesehatan secara independen, namun studi lain belum membandingkan dampak status sosial ekonomi rendah dengan faktor risiko utama lainnya pada kesehatan.
Sebuah studi membandingkan status sosial ekonomi individu dengan beberapa faktor di sebagian negara.
Dimana 1,7 juta orang di seluruh Inggris Raya, Swiss, Portugal, Italia, Amerika Serikat dan Australia disurvei.
Dalam survei yang dibandingkan termasuk penggunaan tembakau, diet tidak sehat, aktivitas fisik dan penyalahgunaan alkohol, seperti yang didefinisikan oleh WHO.
Baca Juga: Gara-gara Kupon Makanan, 2 Wanita Ini Mendekam di Penjara dan Denda Sampai 1 Triliun Rupiah
Secara keseluruhan, para peneliti menentukan bahwa mereka yang berstatus sosial ekonomi rendah 46 persen lebih mungkin meninggal lebih awal dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih kaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi rendah harus menjadi sasaran bersama dengan faktor risiko kesehatan konvensional sebagai bagian dari strategi Kesehatan global dan Nasional untuk meminimalkan risiko kematian dini.
Nah, sebuah pertanyaan timbul, apakah kemiskinan berdampak pada kesehatan?
Kemiskinan dapat berdampak pada kesehatan masyarakat di semua tahap kehidupan dalam beberapa cara dan berdampak pada harapan hidup secara keseluruhan.***
