Badai Kiriman dari Gurun Sahara Menerpa AS, Terbesar di 50 Tahun Terakhir

- 26 Juni 2020, 20:08 WIB
Ilustrasi badai. /Pexels/Andre Furtado
Ilustrasi badai. /Pexels/Andre Furtado /

JURNALPALOPO.com - Mayoritas negara di dunia terkena dampak dari pandemi Covid-19 dengan kasus yang terus bertambah.

Dengan jumlah kasus positif Covid-19 berjumlah 2.504.588 orang menempatkan Amerika Serikat (AS) diurutan pertama tertinggi secara global dengan jumlah.

Belum selesai dengan kasus Covid-19, AS kini dilanda badai besar.

Baca Juga: 28 Tahanan Polres Gowa Jalani Pemeriksaan Rapid Test, Ini Hasilnya

Ancaman virus corona di AS ditambah dengan badai besar kiriman dari Gurun Sahara membuat setiap orang yang berada di negara tersebut berjuang dua kali lipat agar tetap aman dan sehat.

Artikel ini sebelumnya telah tayang pada Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Bukan Hanya Virus Corona, AS kini diterpa Badai Kiriman dari Gurun Sahara, Paling Besar di 50 Tahun".

Dikutip dari portal Pikiran-Rakyat.com kejadian tersebut dinilai cukup mengagetkan masyarakat sekitar.

Gumpalan debu Sahara yang menghantam Amerika Serikat dan negara-negara di sekitarnya untuk pertama kalinya pada Kamis, 26 Juni 2020 itu bahkan menyebabkan masalah kualitas udara menjadi buruk di wilayah Karibia.

Baca Juga: Krisis Pandemi, UNICEF : Banyak Anak Kekurangan Gizi di Yaman

Debu tebal pun cukup jelas terlihat melalui pengambilan gambar menggunakan satelit saat melanda pantai teluk Mississippi.

Debu tebal pun cukup jelas terlihat melalui pengambilan gambar menggunakan satelit saat melanda pantai teluk Mississippi.

Meski jarak antara Amerika Serikat dengan gurun di Afrika mencapai ribuan mil namun berdasarkan laporan, badai mulai bergerak melalui daerah Florida.

Menurut spesialis kesehatan lingkungan di Universitas Puerto Rico, Pablo Méndez Lázaro menyatakan bahwa fenomena itu pernah terjadi pada 50 tahun lalu.

Baca Juga: Sungai Masamba Meluap, IDP : Normalisasi Masih Terus Dilakukan

Jika dibandingkan dengan badai pada 50 tahun lalu tersebut, topan yang baru saja terjadi memiliki kekuatan jauh lebih besar.

"Badai ini paling besar dalam 50 tahun terakhir," ujarnya.

Ia menambahkan, badai dengan tebu tebal berasal dari Gurun Sahara dijuluki sebagai 'Gorilla Dust Cloud' sebab memiliki kekuatan dan ukuran yang menakjubkan.

Melalui gambar satelit, badai itu sempat menggelapkan langit dan bergulir di barat laut pada Kamis, 25 Juni 2020 pagi.

Baca Juga: Peringati Hari Anti Narkoba Internasional, Walikota Palopo Ikut Menyemarakkan Secara Virtual

Tak berhenti di situ, badai diprediksi akan menuju daerah Louisiana dan sebagian wilayah Texas berdasarkan keterangan para ahli.

Lázaro menambahkan, debu yang terkonsentrasi menyebabkan kualitas udara di Karibia mencapai tingkat berbahaya saat menyapu daerah tersebut pada Rabu, 24 Juni 2020 pagi.

Pejabat kesehatan di wilayah setempat pun memberi peringatan bahwa peristiwa cuaca dapat melemahkan sistem pernapasan setiap orang yang sedang berjuang melawan Covid-19.

Khususnya bagi orang yang tengah terpapar positif virus corona sehingga kondisinya menjadi rentan bertambah buruk.

Baca Juga: Longsor di Jalan Poros Palopo Toraja, 5 Rumah Warga Ikut Runtuh

Mereka merekomendasikan agar penduduk di daerah yang terkena dampak badai Gurun Sahara tetap berada di rumah agar tetap aman.***

(Penulis : Farida Al-Qodariah)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x