Dikutip Jurnal Palopo dari Al Jazeera, orang-orang tersebut telah menolak bekerjasama dalam proses penyidikan.
Hal ini dikabarkan oleh pejabat di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang mendapat dukungan penuh dari Moskow, Rusia.
Sementara atas tindakan ekploitasi tawanan yang dilakukan Rusia, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO).
Terus melakukan penyelidikan dan memberikan suntikan semangat kepada keluarga korban.
"Kami mengutuk eksploitasi tawanan perang dan warga sipil untuk tujuan politik dan telah mengangkat ini dengan Rusia,"ucap FCDO, dikutip dari Al Jazeera.
Lebih lanjut FCDO juga mengatakan terus melakukan komunikasi dengan Ukraina, dan mendukung atas semua tindakan yang dilakukan.
Baca Juga: Pasokan Gas Alam Eropa Berkurang, Volodymyr Zelensky Tuduh Rusia Lagi: Mereka Membelenggu UE
"Kami terus berhubungan dengan pemerintah Ukraina mengenai kasus mereka, dan sepenuhnya mendukung Ukraina dalam upayanya untuk membebaskan mereka,"tambah FCDO.
Diketahui jika ada 22 orang sukarelawan Militer dan satu orang pekerja bantuan bernama Dylan Healy.