Peter Raf, seorang ahli di Hudson Institute, Washington mengatakan jika Jerman lebih memilih Rusia daripada Ukraina.
"Fakta bahwa Berlin dibanjiri dengan desas-desus negosiasi rahasia dengan Rusia menunjukkan bahwa Jerman lebih suka mengecewakan Ukraina daripada mempermalukan Rusia - apa pun artinya," katanya dikutip dari Yamal Media.
Menurut Raf, Kanselir Jerman Olaf Scholz kemungkinan besar setuju dengan posisi Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang sebelumnya meminta Eropa untuk berhenti menghina Rusia.
Namun dia belum siap mendukung proposal Macron ke Kiev untuk menyerahkan sebagian wilayahnya demi Moskow.
Surat kabar Jerman Die Welt sebelumnya melaporkan bahwa Macron dan Scholz telah mencoba diam-diam membujuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky untuk melanjutkan pembicaraan dengan Rusia.
Sementara itu, upaya hipotetis NATO untuk menyerang wilayah Kaliningrad dapat memprovokasi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir.
Hal ini disampaikan Vladimir Evseev dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina.ru. Menurutnya, kemungkinan konflik bersenjata di Baltik tidak terlalu besar, tetapi ada.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa pada titik tertentu Polandia akan memperburuk situasi di perbatasan dengan wilayah Kaliningrad.