AS Kirim Delegasi untuk Jilat Ludah Sendiri, Berharap Bisa Kembali Dapatkan Minyak Venezuela

- 6 Maret 2022, 20:16 WIB
Ilustrasi, AS kirim delegasi ke Amerika Latin untuk bertempu presiden Venezuela agar bisa kembali mendapat minyak dari sekutu Rusia ini.
Ilustrasi, AS kirim delegasi ke Amerika Latin untuk bertempu presiden Venezuela agar bisa kembali mendapat minyak dari sekutu Rusia ini. /Pixabay/MustangJoe

JURNAL PALOPO - Amerika Serikat (AS) mengirim delegasi ke Caracas, Venezuela untuk 'menjilat ludah sendiri'.

Mereka berharap dapat menjauhkan pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro yang masih berada di bawah sanksi AS dari Vladimir Putin.

Washington juga menginginkan agar Venezuela dapat kembali memasok minyak ke Amerika setelah tidak lagi bergantung pada Rusia.

Baca Juga: Yakin Bisa Bertahan tanpa Apple dan Google, Deputi Rusia Promosikan Ponsel Pengganti Iphone, Harganya 1,7 Juta

Delegasi ini terdiri dari pejabat tinggi AS, pegawai Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih, yang ingin bertemu dengan Nicolas Maduro.

Pada tahun 2019, Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Caracas dan menuduh pemimpin otoriter Venezuela melakukan kecurangan pemilu.

Pemerintahan Trump kemudian mencoba menggulingkan Maduro dengan menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak dan mendukung pemimpin oposisi, Juan Guaido sebagai presiden yang terpilih secara sah.

Akibatnya, pemerintah Venezuela harus mencari bantuan ekonomi dan diplomatik dari Moskow, Teheran dan Beijing. 

Baca Juga: PSM Makassar Akhiri Rentetan Kekalahan, Raih Kemenangan Atas PSIS Semarang

Perusahaan energi dan bank Rusia sangat membantu Caracas, memungkinkannya untuk terus mengekspor minyak meskipun ada sanksi, menurut laporan New York Times.

Operasi mengejutkan Rusia di Ukraina telah mendorong AS untuk melihat lebih dekat sekutu Rusia di Amerika Latin.

Menurut Washington, mereka dapat menimbulkan ancaman keamanan jika terjadi konfrontasi yang semakin dalam dengan Moskow.

Pihak berwenang AS mengandalkan runtuhnya ekonomi Rusia agar bisa merebut kesempatan untuk memajukan agenda mereka di antara para otoriter Amerika Latin.

Baca Juga: David da Silva Samai Capaian Wander Luiz di Persib Bandung, DDS Jauh Lebih Unggul

Secara khusus, mantan anggota Kongres dari Partai Republik, Scott Taylor berpartisipasi dalam negosiasi tentang dimulainya kembali pembelian minyak Venezuela.

Dia bekerja dengan negosiator yang berbasis di Washington, Robert Strick yang pada tahun 2020 mewakili rezim Maduro dan masih tetap berhubungan dengan lingkarannya.

Taylor mengatakan dia berbicara dengan seorang pengusaha Venezuela beberapa hari yang lalu dan memberi isyarat bahwa Venezuela ingin terlibat kembali dengan AS.

"Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai kemenangan diplomatik dan mendorong perpecahan antara Rusia dan Venezuela,” kata Taylor dikutip dari RT News.

Baca Juga: Beri Peringatan ke NATO, Vladimir Putin: Sanksi Barat Sama dengan Deklarasi Perang

Sesaat sebelum dimulainya operasi khusus di Ukraina, Wakil Perdana Menteri Rusia, Yuri Borisov melakukan perjalanan ke Caracas untuk bertemu dengan perwakilan Maduro.

Kedua pemerintah mengatakan bahwa Putin dan rekannya dari Venezuela telah mengadakan setidaknya dua panggilan telepon dalam sebulan terakhir.

Menurut beberapa ahli, negara Amerika Latin akan dapat menutupi sebagian kerugian AS jika mereka memutuskan untuk mengurangi impor minyak Rusia.

“Disinilah letak minyak Venezuela, yang tersedia bagi siapa saja yang ingin mengekstrak dan membelinya, apakah itu investor dari Asia, Eropa atau AS,” kata Maduro dalam pidato publik pekan ini.

Baca Juga: PSM Makassar Akhirnya Menang Juga, Wiljan Pluim Dua Kali Bobol PSIS Semarang

Dalam sidang Majelis Umum PBB, Venezuela, Nikaragua dan Kuba memilih abstain pada dua resolusi PBB yang mengutuk operasi khusus Rusia.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RT News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah